Munich, tvOnenews.com – Deputi Parlemen Ukraina Yevheniia Kravchuk dalam wawancara di Munich Security Conference 2025, menanggapi seruan pemerintah AS dan utusan khusus untuk mengadakan pemilihan umum di Ukraina jika gencatan senjata tercapai pada akhir tahun ini.
Kravchuk menegaskan bahwa pemilihan umum akan dilaksanakan setelah kondisi yang memungkinkan tercapai.
“Presiden Zelensky sudah berkali-kali menyatakan bahwa kami akan mengadakan pemilu setelah perang berakhir dan semua syarat untuk proses pemilu yang normal terpenuhi,” ungkapnya, Minggu (16/2/2025).
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan partisipasi para anggota militer dalam pemilihan umum. “Kami memiliki hingga satu juta orang yang saat ini bertugas di militer. Bagaimana mereka akan berpartisipasi atau memberikan suara, apalagi menjadi kandidat?” tanyanya.
Situasi keamanan di Ukraina juga menjadi faktor utama yang dipertimbangkan. “Serangan rudal masih terjadi di berbagai wilayah Ukraina. Dalam kondisi seperti ini, sulit untuk menggelar proses pemilihan yang adil dan aman,” ujar Kravchuk.
Selain itu, Kravchuk menyoroti kebutuhan untuk memfasilitasi hak pilih bagi jutaan warga Ukraina yang saat ini berada di luar negeri. “Kami harus mempersiapkan pemilu untuk jutaan warga Ukraina di luar negeri. Layanan konsulat kami tidak bisa menangani semua itu sendiri, terutama jika kita bicara sekitar 4,5 juta orang dewasa yang kemungkinan akan memilih,” jelasnya.
Meskipun penuh tantangan, Kravchuk memastikan bahwa Ukraina tetap berkomitmen untuk menggelar pemilu yang demokratis dan transparan setelah kondisi memungkinkan. "Kami akan mengadakan pemilu. Itu adalah bagian dari komitmen kami terhadap demokrasi,” tegasnya.
Load more