Informasi detail, seperti top spender dan nama karyawan, juga terlihat di cuplikan layar tersebut.
Sang peretas juga berhasil masuk ke akun Slack Uber, dan mengirimkan pesan teks yang meledek Uber (seperti menuntut Uber menaikkan upah untuk pengemudi).
Sebagai langkah pencegahan, Uber telah menonaktifkan Slack dan beberapa sistem internal mereka.
Kepada New York Times, sang peretas mengaku sebagai pemuda 18 tahun dan telah mengembangkan keterampilan keamanan sibernya selama beberapa tahun.
Ia mengatakan telah membobol sistem keamanan Uber, karena perusahaan memiliki sistem keamanan yang lemah.
Seperti yang diketahui, Uber sendiri pernah mengalami kasus kebocoran data pada tahun 2016. Peretas mencuri informasi dari 57 juta data akun pengemudi dan penumpang.
Load more