Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menegaskan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) bukanlah bentuk mitigasi terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Dia memastikan, program tersebut merupakan strategi memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut.
“Enggak, bukan. Gini loh, Kopdes Merah Putih ini sebagai upaya daya tahan ekonomi nasional di tengah gejolak ketidakpastian global yang tinggi,” ujar Budi Arie saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025).
Menurutnya, kekuatan ekonomi nasional harus dimulai dari akar rumput, yaitu masyarakat desa.
Oleh karena itu, pembentukan Kopdes menjadi bagian dari visi besar membangun ekonomi yang kokoh dari bawah.
“Kan yang penting bawahnya kita ini masyarakat kuat gitu. Makanya saya selalu menyampaikan, Kopdes Merah Putih ini adalah wujud dari perwujudan daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian dan goncangan dinamika global. Jadi kita harus kuat dulu, ketahanan pangan kita harus kuat,” tegasnya.
Pernyataan Budi Arie ini sekaligus menepis spekulasi yang menyebut pembentukan 80 ribu koperasi desa sebagai respons langsung terhadap potensi ancaman ekonomi eksternal, termasuk kebijakan tarif impor yang sempat dilontarkan Presiden AS, Donald Trump.
Dengan program Kopdes Merah Putih yang dicanangkan lewat Inpres No. 9 Tahun 2025, pemerintah ingin membangun pondasi ekonomi desa berbasis gotong royong dan koperasi sebagai garda depan daya tahan ekonomi nasional.
Sebagai informasi, kebijakan dagang Presiden Trump kali ini menetapkan tarif minimum 10 persen untuk hampir semua barang impor ke AS, dan tarif khusus hingga 32 persen untuk Indonesia.
Negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam (46 persen), Thailand (36 persen), Malaysia (24 persen), dan Kamboja (49 persen) juga ikut menjadi korban dalam perang dagang terbaru ini.(agr/lkf)
Load more