“Dan selain itu karena ini bicara tentang sekolah dalam menyiapkan kader-kader bangsa, maka kami dari Golkar berpandangan bahwa penting untuk kita buat gotong royong,” imbuhnya.
Bahlil yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini pun meminta apa yang dilakukan oleh Golkar ini tak dipandang sebagai sebuah politik transaksional. Melainkan bagian dari ukhuwah atau bentuk persaudaraan. Bahlil menegaskan hal tersebut bukan berarti membatasi partai-partai politik lain untuk ikut serta dalam gerakan kebaikan.
"Mungkin juga pada saat anak-anak sekolah di sini melihat 'Oh, ada gedung Partai Golkar'. Mungkin juga partai lain, karena partai itu kan instrumen politik bangsa. Jadi enggak boleh tabu untuk kita mengajarkan mereka pada suatu pelajaran politik, untuk kebaikan. Ya, mudah-mudahan habis dari sini, dari Golkar, (muncul) partai apa lagi. Ya, semuanya berlomba-lomba dalam kebaikan," katanya.
Saat ditanya mengenai total biaya pembangunan asrama putra tersebut, Bahlil menolak memberikan rincian.
“Sudah tahu gedung saja lah, jangan tahu angka ya. Enggak boleh nanti, jangan riya ya. Kita ini urusannya hablumminallah,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian Madrasah Mu’allimin, Khoirudin Bashori merinci, gedung dengan nilai pembangunan sekitar Rp22 miliar ini akan menampung sekitar 400 santri. Khoirudin menekankan pihaknya terbuka kepada siapa pun yang ingin membantu keberlanjutan pendidikan di tempat itu, termasuk partai politik lain.
"Muhammadiyah bekerja sama dengan semua golongan untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Kalau partai lain mau membantu, silakan," ucapnya. (iwh)
Load more