Pengamat UI Sebut Ancaman Bom Sekolah Internasional Diduga Hanya Modus Penipuan Siber Berkedok Terorisme
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Ancaman bom yang belakangan menyasar sejumlah sekolah bertaraf internasional di Jakarta dan sekitarnya diduga bukan aksi teror jaringan radikal, melainkan penipuan siber berkedok terorisme.
Pengamat intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib, menilai pola ancaman bom yang disertai permintaan uang tebusan dalam bentuk mata uang kripto lebih mengarah pada tindak kriminal siber, bukan aksi ideologis.
“Menurut saya ini scam, penipuan siber yang pura-pura menjadi teroris,” kata Ridlwan Habib kepada tvOnenews.com, Rabu (8/10/2025).
Ridlwan menjelaskan, kemunculan ancaman bom lewat surat elektronik ke sejumlah sekolah internasional memiliki pola yang identik dengan serangan digital global, di mana pelaku menyebar teror massal untuk menciptakan kepanikan dan memeras lembaga sasaran.
- Istimewa
“Motifnya ekonomi, bukan ideologi. Pelaku memanfaatkan isu teror untuk menekan korban agar mau membayar tebusan,” jelasnya.
Ridlwan pun mengingatkan agar publik tidak mudah panik menghadapi ancaman semacam itu, sekaligus meminta aparat siber untuk menelusuri jejak digital pelaku.
Menurutnya, penting bagi lembaga pendidikan dan masyarakat untuk meningkatkan literasi keamanan digital agar tidak mudah terprovokasi oleh teror palsu di dunia maya.
Diketahui, ancaman bom di sekolah bertaraf internasionsl, North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (8/10/2025), ternyata bukan sekadar teror biasa.
Polisi mengungkap, pesan ancaman tersebut dikirim melalui WhatsApp dengan nomor asal Nigeria dan meminta uang tebusan dalam bentuk mata uang kripto senilai 30.000 dolar AS.
Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko Putra mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim lengkap, termasuk Gegana dan Brimob, untuk melakukan sterilisasi di seluruh area sekolah.
“Sudah kami lakukan penyisiran dan sterilisasi dengan Gegana, hasilnya nihil. Tidak ada benda mencurigakan, situasi aman dan kondusif,” ujar Seto, Rabu (8/10).
Menurut Seto, pesan ancaman yang dikirim melalui WhatsApp itu menyebut adanya bom di kawasan sekolah, dengan syarat agar pihak sekolah mentransfer uang tebusan lewat dompet kripto tertentu.
- Istimewa
Load more