Jakarta, tvOnenews.com - Lalamove merilis survei global yang mengungkap lebih dari 75 persen mitra pengemudinya sebelumnya bekerja di sektor konvensional—mulai karyawan kantoran hingga wirausahawan mandiri.
Temuan ini menegaskan peran Lalamove sebagai “gerbang” menuju ekonomi digital yang menawarkan fleksibilitas, pemasukan tambahan, dan keseimbangan hidup bagi ribuan orang di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Survei terhadap hampir 9.000 responden di sejumlah pasar global menunjukkan 65 persen mitra memilih Lalamove karena kebebasan mengatur jam kerja; 63 persen lainnya memanfaatkan platform ini untuk menambah penghasilan.
Di Indonesia, di mana 58 persen tenaga kerja tergolong informal, skema kemitraan Lalamove dinilai cocok membantu kebutuhan keluarga—dari biaya sekolah hingga tabungan—tanpa mengganggu rutinitas rumah tangga.
Ekonomi berbasis platform kian dominan dan mengubah pola kerja tradisional. Lalamove ikut mendampingi para mitra—yang sekaligus pelaku UMKM—lewat program pemberdayaan, pelatihan keterampilan, dan dukungan finansial. Komposisi mitra di Indonesia sendiri terdiri atas 30 persen eks sopir transportasi konvensional, 18 persen pelaku usaha mandiri, dan 12 persen pegawai kantoran—menunjukkan pergeseran minat terhadap model kerja yang lebih fleksibel.
Managing Director Lalamove Indonesia Andito B. Prakoso mengatakan, “Setiap paket yang diantar mitra kami bukan sekadar barang; itu ikut menggerakkan roda UMKM dan membantu keluarga mereka mewujudkan mimpi.” Ia menegaskan komitmen perusahaan memperluas layanan dan meningkatkan kesejahteraan mitra lewat dukungan berkelanjutan.
Kisah Naufal Ridwansyah, pengemudi pick-up yang juga berbisnis ayam potong, menjadi contoh. Truk yang awalnya hanya beroperasi malam untuk usaha ayam kini dimanfaatkan menangani pesanan Lalamove pada siang hari, sekaligus membuka jaringan pelanggan baru di segmen katering dan F&B. “Sejak bergabung, omzet usaha naik 50 persen,” ujarnya.
Load more