Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewacanakan pemberian sertifikat digital bebas bepergian tanpa tes usap PCR kepada warga yang sudah disuntik vaksin. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi sebagai syarat perjalanan sebenarnya hal yang lazim. Terutama pada saat seseorang akan memasuki daerah dimana terdapat satu penyakit yang menjadi endemi di daerah tersebut.
“Vaksinasi sebagai syarat perjalanan kita sudah punya beberapa contoh, misalnya vaksin meningitis, itu jadi syarat perjalanan haji. Kemudian vaksin kalau kita mau pergi ke daerah Afrika,” kata Siti pada Apa Kabar Indonesia Pagi.
Oleh karena itu, pihak Kementerian Kesehatan sedang mengkaji kemungkinan pemberian sertifikast vaksin Covid-19 bagi warga yang akan melakukan perjalanan.
“Ini baru kemarin diskusi mengenai sertifikat perjalanan ini, masih akan kita diskusikan dan kita matangkan, vaksinasi kan baru berjalan 4 hari, perjalanannya masih panjang. Untuk umum baru pada bulan April-Mei dan berjalan terus hingga akhir tahun,” papar Siti.
Siti juga menjelaskan bahwa wacana sertifikat vaksin Covid-19 belum dapat dilakukan dalam waktu dekat ini. “Pemberlakuan sertifikat vaksinasi dalam perjalanan ini bukan satu intensi sendiri ya, tentu harus kita lihat kondisi epidimiologinya, atau bagaimana pengendalian kasus Covid-19 ini. Kalau saat ini dimana masih penyebaran tinggi, tentu bukan saat ini,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19, Kemenkes mewacanakan memberikan insentif bagi penerima vaksin. Insentif berupa sertifikat digital.
"Kalau yang sudah vaksin kita akan kasih sertifikat cuma sertifikatnya bukan sertifikat fisik, tapi sertifikat digital yang bisa ditaruh di Apple wallet atau Google wallet," katanya dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1).
Fungsi sertifikat digital itu agar memudahkan penerima vaksin untuk bepergian. Sehingga tidak perlu melakukan swab test atau antigen. "Sehingga kalau beliau terbang atau pesan tiket di traveloka tidak usah menunjukkan PCR test atau antigen. Dengan menggunakan elektronik health certification itu dia langsung bisa lolos dan itu terintegrasi," ujarnya.
Budi menegaskan, akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar insentif ini bisa berjalan. Menurutnya, insentif ini bisa diperluas bukan hanya untuk penerbangan tetapi bisa untuk ke konser, pasar, mall, pengajian dan sebagainya.
"Asalkan ada health certificate dalam bentuk google wallet nanti kita cari aplikasi-aplikasinya bisa dibikin anak-anak muda Indonesia agar bisa menjadi mekanisme screening yang baik dan online," tutupnya. (ito)
(Lihat Juga: Waspada gempa susulan, karen masih ada sisa energi)