Jakarta - Badan Intelijen Negara memamerkan kelompok pasukan bersenjata dalam acara penghargaan kepada sejumlah tokoh politik dan militer Indonesia di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kemunculan pasukan bersenjata itu diketahui dari sebuah rekaman video yang diunggah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo.
Dalam caption di akun media sosialnya, Bambang Soesatyo menyebut menyebutkan bahwa pasukan bersenjata itu adalah pasukan khusus intelijen BIN bernama Rajawali. "Pasukan Khusus Rajawali BIN memang beda. Selamat! Penampilan yang luar biasa. Jaga Indonesia. Jaga NKRI," tulisnya.
Kemunculan pasukan ini cukup menarik, pasalnya BIN bukan lembaga yang bertugas dalam penegakan hukum. Dengan kata lain, BIN tidak membutuhkan pasukan bersenjata untuk konfrontasi. Dalam Undang-undang RI nomor 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara, tidak disebutkan bahwa BIN memiliki pasukan bersenjata seperti yang muncul di acara tersebut.
Menanggapi hal ini, Deputi VII BIN, Wawan H. Purwanto, menjelaskan bahwa pasukan yang terekam dalam video Bamsoet itu adalah peserta didik di Pendidikan Intelijen Khusus. Mereka memang dibekali dengan pendidikan tentang persenjataan dan taktik pertahanan.
“Merupakan atraksi kemahiran dan ketangkasan di lapangan termasuk menaklukkan lawan yang dianggap mengganggu stabilitas nasional. Sebagai bagian dari kebiasaan penutupan pendidikan,” jelas Wawan Purwanto dalam dialog Kabar Petang tvOne, Jumat 11 September 2020.
Dikintelsus, jelas Wawan Purwanto, juga mendapat pendidikan yang dipersiapkan untuk menghadapi tugas-tugas berat termasuk di medan sulit dan spesial. “Karenanya, latihan-latihan khusus ini diberikan kepada peserta didik untuk menghadapi musuh di berbagai medan di daerah rawan,” lanjut Direktur Komunikasi dan Informasi BIN,
Menurut Wawan, peserta Dikintelsus ini nantinya akan diterjunkan dalam operasi intelijen terutama di daerah-daerah yang selama ini dipandang rawan. Karena itu, pelatihan terus diberikan agar mereka selalu siap ketika ditugaskan dalam operasi intelijen. “Pelatihan yang diberikan memang setara komando,” jelas pria yang juga menjadi peneliti Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN).
“Pasukan Khusus BIN” dalam video Bamsoet tersebut muncul saat BIN memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh politik dan militer Indonesia, yakni menjadi warga kehormatan. Dari TNI, di antaranya Komandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Mayor Jenderal Suhartono lalu Komandan Pasukan Khas TNI AU dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD.
BIN juga memberikan status warga kehormatan kepada Jenderal TNI (purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ketua DPR RI Puan Maharani menerima penghargaan brevet warga kehormatan.(TOZ/tvOne)