Pontianak, Kalimantan Barat - Pihak Kepolisian berkoordinasi dengan pihak Bandara Soekarno-Hatta dan Airnav terkait hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1). Pihak kepolisian mengaku mendapat informasi bahwa ada suara ledakan di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Selain dibentuk di Bandara Soekarno-Hatta, posko crisis centre juga dibentuk di Bandara Supadio, Pontianak. Taufik Yusuf Alidrus yang merupakan suami korban mengungkapkan kronologi kejadian.
“Informasi awal, tanggal 9 istri saya keberangkatan menggunakan pesawat NAM Air jam 06.00 WIB sampai jam 07.00 WIB pagi terus di reschedule dan delay sekitar jam 13.25 WIB dan delay lagi lalu jam 14.05 WIB baru masuk pesawat,” ungkapnya.
Ia menyebut, awalnya sang istri menggunakan maskapai NAM Air lalu dibatalkan oleh pihak management penerbangan dan ganti ke Sriwijaya Air. Ditanya perihal alasannya, Taufik mengaku tidak tahu. “Alasannya tidak begitu paham kata istri dari pihak maskapai langsung saja mengganti ke pesawat Sriwijaya,” jelasnya.
“Pada waktu mau berangkat saya juga sudah on the way ke bandara jam 14.00 WITA jam 14.30 WITA saya sudah sampai di bandara, saya lihat di screen plan bandara kedatangan ada perubahan tapi perasaan saya nggak enak. Sekitar setengah 4 saya tanya petugas nggak ada yang berani ngomong. Tidak lama keluar di medsos pesawat Sriwijaya 182 mengalami lost contact dengan pihak otoritas bandara,” ungkap Taufik.
Sewaktu di Bandara Soekarno-Hatta, sang istri masih sempat memberi kabar kepadanya. “Waktu naik pesawat istri cuma bilang kondisi cuaca kurang baik mohon doa abah dan saya bilang solawat aja gitu,” ucap Taufik dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Pihak bandara menyampaikan ke keluarga penumpang untuk mengikuti tes DNA dan mengumpulkan data yang akan dipakai untuk pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182.
“Saya sudah selesai DNA dan saya pulang dulu sambil menunggu informasi lebih lanjut dari pihak terkait,” tuturnya.
Taufik menyampaikan, bahwa istri ke Jakarta dalam rangka transit dari kampungnya di Tegal, Slawi. Rencananya akan pergi bersama keluarga, namun karena anak-anaknya tidak mau ikut akhirnya istrinya berangkat sendirian. (adh)
Lihat juga: Susul Sang Suami Untuk Pertama Kali, Istri & Anak Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182