Bandung - Indonesia memiliki alat rapid tes antigen buatan anak bangsa yang diberi nama ‘si cepad’ atau Deteksi Cepat Buatan Universitas Padjadjaran. Alat ini merupakan inovasi UNPAD dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Kini indonesia memiliki alat rapid tes antigen buatan anak bangsa, ‘si cepad’. Alat ini merupakan inovasi Universitas Padjajaran dalam mencegah penyebaran covid-19. Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpad, Irawati Hermawan mengatakan ‘si cepad’ merupakan alat rapid test dalam bentuk antigen yang ditemukan oleh tim peneliti diagnosnostik Unpad.
"Sebagai alumni, tentu kami bangga dengan inovasi almamater dalam membantu negara mengatasi penyebaran Covid-19. Si CePAD adalah alat deteksi antigen produksi Unpad. Dengan adanya inovasi ini semakin menguatkan peran Unpad sebagai lembaga pendidikan yang terus berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi pandemi," kata Irawati.
Alat ini sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia serta telah diizinkan untuk beredar oleh Kementrian Kesehatan sejak 4 November 2020.
Harga alat rapid test antigen ‘si cepad’ diklaim jauh lebih murah dari alat PCR yang sudah ada di pasaran, yakni sekitar Rp120 ribu. Si CePad diproduksi oleh mitra industri Tim Peneliti Diagnostik COVID-19 Unpad, yaitu PT. Pakar Biomedika Indonesia.
"Si CePad adalah inovasi anak negeri dengan akurasi 84% melebihi standar WHO. Selain tingkat akurasi yang tinggi, secara harga pun jauh lebih murah dibanding dengan alat PCR import yang saat ini digunakan. Harga eceran Si CePad adalah Rp 120.000," kata Irawati.
‘Si cepad’ memiliki tingkat akurasi sebesar 91,5 persen, Spesifisitas sebesar 92,5 persen dan Sensitivitas sebesar 82 persen. Selain itu, ‘Si CePad’ berbeda dengan alat deteksi cepat konvensional yang mendeteksi molekul antibodi. ‘Si CePad’ mendeteksi molekul antigen sehingga lebih cepat mengidentifikasikan keberadaan virus pada tubuh tanpa harus menunggu pembentukan antibodi.
Kemenristek sudah membeli alat ini sebanyak 3.000 kit dan didistribusikan kepada rumah sakit Hasan Sadikin dan RS pendidikan Unpad. Saat ini akan diproduksi massal untuk penggunaan di Jawa Barat. (ito)
(Lihat Juga: Kasus Covid-19 meroket karena kemampuan tracing masih lemah)