Jakarta – Tak memiliki uang untuk melakukan swab PCR yang menjadi prasyarat untuk menggunakan trasnportasi publi di tengah pandemic Covid-19 menuju Pontianak, dua calon penumpang pesawat Sriwijaya Air JS 182 selamat dari maut.
Adalah Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo, dua penumpang Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang akhirnya gagal terbang karena keduanya tak mampu menunjukan surat bebas covid-19 dalam penerbangan menuju Pontianak.
Paulus menceritakan, bersama temanya Indra Wibowo asal aceh, keduanya menggunakan pesawat transit dari Makassar menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta mereka berdua tidak bisa melanjutkan penerbangannya karena syarat masuk ke Pontianak harus menggunakan swab PCR, sementara mereka hanya memiliki dokumen swab antigen.
Tes PCR yang dibandrol dengan harga 1,3 juta, sedangkan tes PCR instan mencapai Rp2,6 juta, sebagai syarat naik pesawat dan masuk ke Pontianak, Kalimantan Barat, membuat Yulius dan Indra memutuskan untuk tidak menggunakan pesawat menuju Pontianak. Kedunya lalu mengubah perjalanan dengan menggunakan kapal laut Pelni KM Lawit untuk sampai ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia dan rekannya tidak mengetahui jika pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang sejatinya akan ditumpanginya mengalami kecelakaan. Keduanya baru tahu jika pesawat yang akan dinaikinya mengalami kecelakaan. Meski gagal terbang, nama kedunya tertera di manifest pesawat tersebut.
Pria berusia 24 tahun asal kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NT) dan rekanya yang asal Aceh tersbut mengatakan, jika kedunya hendak bekerja sebagai teknisi telekomunikasi di Pontianak.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan "call sign" SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB. Saat hilang dari radar, pesawat diperkirakan sedang di atas perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas (take off) dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi, sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra. (mii)
Lihat Juga: Tragedi Sriwijaya Air SJ-182, Pasangan Flight Attendant Terpisah Karena Maut di Udara | tvOne