Arab Saudi - Putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman berencana untuk membangun kota nol karbon yang akan dibangun di Neom, Arab Saudi. Proyek ini disebutkan akan menelan biaya sebanyak 500 miliar dolar AS, atau setara dengan RP7.000 triliun.
Dalam penampilannya di televise, Mohammed bin Salman mengatakan kota yang nantinya akan dikenal sebagai 'the line' ini akan membentang lebih dari 170 kilometer dan dapat menampung satu juta penduduk.
Sang pangeran sendiri mengungkapkan bahwa proyek ini akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2021. Nantinya kota nol karbon bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi negara eksportir minyak terbesar dunia itu.
Kota masa depan ‘The Line’ diharapkan dapat menjadi model bagaimana masyarakat perkotaan di masa depan dan skema yang menjamin keseimbangan hidup dengan alam. "Mengapa kami harus mengorbankan alam demi pembangunan? Kami perlu mengubah konsep kota konvensional menjadi kota yang futuristik," kata dia.
Proyek ‘the line’ disebutkan akan menelan biaya sebanyak 500 miliar dolar AS, atau setara dengan RP7.000 triliun, dan didanai oleh pemerintah Arab Saudi, PIF dan investor lokal serta global selama 10 tahun.
"Tulang punggung investasi di 'The Line' akan datang dari dukungan US$500 miliar kepada NEOM oleh pemerintah Saudi, PIF dan investor lokal dan global selama 10 tahun," tambahnya. PIF merupakan Dana abadi kerajaan Arab Saudi.
Kota ini diperkirakan akan menciptakan 380.000 lapangan pekerjaan baru pada tahun 2030 nanti. Selain itu, kota itu diharapkan menyumbang 48 miliar dolar AS untuk produk domestik bruto kerajaan.
Lokasi proyek ‘the line’ berada di Neom, wilayah barat laut Arab Saudi. Kota Neom merupakan tempat perdagangan bebas masa depan yang direncanakan kerajaan Arab Saudi bekerjasama dengan perusahaan minyak saudi Aramco.
Nantinya, kota nol karbon ini akan memiliki luas mencapai 26.500 kilometer persegi dan akan melintasi tiga negara, yaitu Arab Saudi, Mesir dan Yordania. Selain itu, proyek tersebut akan menyambung empat ekologi utama Ridge to Reef yang terbentang dari Laut Merah di sebelah barat ke Pegunungan Tabuk di ujung Timur, menghubungkan laut dan pesisir, gurun pasir, pegunungan, dan akhirnya daratan tinggi.
Nantinya, di kota itu, semua fasilitas penting seperti pusat kesehatan, sekolah, fasilitas hiburan serta ruang hijau dapat ditempuh hanya dalam jarak 5 menit berjalan kaki, dan solusi transportasi berkecepatan tinggi akan membuat perjalanan lebih mudah. (ito)
(Lihat Juga: Mantan investigator KNKT menyatakan tekanan dari manajemen keras)