Jakarta - Sebanyak 30 penyelam Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korpolairud Baharkam Polri) menyisir lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan kepulauan Seribu. Selain itu, tim juga akan memperluas wilayah pencarian.
"Kita akan maksimalkan bergantian sampai keadaan di bawah air itu sampai gelap," kata Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Polisi Yassin Kosasih di atas Kapal Polisi (KP) Bisma 8003 di perairan Kepulauan Seribu.
Yassin mengatakan jarak pandang di bawah air saat ini sekitar lima meter sehingga masih bisa dilakukan penyelaman untuk pencarian jenazah korban. "Kita akan maksimalkan sampai jarak pandang masih terlihat. Jarak pandang di air masih sekitar 5 meter kita masih mampu melakukan penyelaman," tambahnya.
Yassin menyebutkan penyelam menghadapi hambatan kecepatan angin pada misi pencarian jasad korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.
Lebih lanjut, Yassin mengatakan tim akan mengutamakan pencarian jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak itu. "Kita fokus untuk mencari korban, karena kami yakin keluarga korban sedang menunggu, jadi kami fokus kepada korban," ujarnya.
Terkait pencarian kotak hitam pesawat SJ182, Yassin mengatakan pihak TNI sudah memetakan dan mendalami lokasi yang diduga kuat sebagai tempat kebaradaan kotak hitam tersebut. "Kemarin panglima TNI sudah rilis bahwa blackbox area lokasinya sudah dilokalisir, dan didalami oleh rekan-rekan TNI AL," ujarnya.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (ito)
(Lihat Juga: Tragedi sriwijaya air sj182, pasangan flight attendant terpisah karena maut di udara)