New York - Amerika Serikat menjadi negara yang paling parah dihantam virus Corona, dengan total konfirmasi penularan Covid-19 nyaris mencapai 25 juta kasus. Sementara itu pemberian vaksin kepada rakyat Amerika Serikat belum berjalan lancar sesuai harapan.
Amerika serikat sejauh ini menjadi negara terparah di seluruh dunia dari segi total kasus positif dan kasus kematian terkait virus corona.
Lebih dari 25 persen kasus virus corona global terjadi di Amerika Serikat. Pada hari Kamis (21/1) saja, lebih dari 4.000 orang Amerika meninggal dunia akibat virus corona.
Sementara itu pemberian vaksin kepada rakyat Amerika Serikat belum berjalan lancar sesuai harapan. Hingga Sabtu (23/1) pagi, pemerintah telah memberikan 20 juta vaksin Covid-19 dan mendistribusikan 41 juta lebih dosis vaksin Covid-19. Angka tersebut termasuk vaksin Pfizer, Biontech dan Moderna. Dari data tersebut, hanya tiga juta warga yang telah menerima dosis kedua.
Kurang lancarnya pemberian vaksin Covid-19 salah satunya disebabkan oleh sistem layanan kesehatan amerika serikat yang terfragmentasi. Adanya beragam penyedia asuransi kesehatan di Amerika Serikat menjadikan sulit untuk merencanakan distribusi vaksin secara keseluruhan.
Perbaikan Manajemen Distribusi Vaksin
Sementara itu, Kepala staf Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Ron Klain, di Washington mengatakan pada Minggu (24/1) bahwa administrasi mantan presiden Trump tak memiliki rencana mendistribusikan vaksin virus corona.
"Tidak ada rencana untuk proses distribusi vaksin, terutama di luar panti jompo dan rumah sakit untuk komunitas luas, saat kami masuk ke Gedung Putih," kata Klain dalam acara Jumpa Pers.
Biden, presiden dari partai Demokrat yang mengambil alih kekuasaan dari Republikan Donald Trump pada Rabu (20/1), menjanjikan pertarungan sengit melawan pandemi yang telah menewaskan 400.000 orang di Amerika Serikat di bawah pengawasan Trump.
Dia menandatangani sejumlah perintah eksekutif pekan lalu, termasuk beberapa terkait distribusi vaksin. Biden berencana untuk bekerjasama dengan pemerintah lokal dan negara bagian untuk membentuk lokasi-lokasi penyuntikan vaksin di pusat-pusat konferensi, stadion, dan gimnasium.
Pemerintahan baru itu juga akan menyiagakan ribuan staf klinis dari badan-badan federal, personel medis militer, serta cabang-cabang farmasi untuk meningkatkan inokulasi, dan memberikan hak vaksin bagi para guru dan penjaga toko bahan pangan.
Program vaksinasi tertinggal jauh di belakang target administrasi Trump, yakni 20 juta orang Amerika yang disuntik pada akhir 2020. "Kami telah melihat faktor ini di seluruh negeri di mana jutaan dosis telah didistribusikan, tetapi hanya sekitar setengahnya yang telah diberikan," kata Klain.
"Jadi proses mendapatkan vaksin itu - itulah bagian yang sulit. Di situlah kita tertinggal sebagai sebuah negara. Di situlah kami fokus dalam pemerintahan Biden - untuk meningkatkannya," tutup Klain. (ito)