Chhattisgarh, India – Sebanyak 22 anggota pasukan tempur elit India tewas dan 31 lainnya menderita luka-luka dalam baku tembak dengan pemberontak Maois di wilayah tengah India. Baku tembak pasukan elit India dan pemberontak Maois berlangsung kurang lebih selama empat jam.
Baku tembak terjadi saat pasukan tempur elit India melakukan operasi anti pemberontakan terhadap kelompok Maois pada Sabtu (3/4) waktu setempat, di distrik Bijapur di negara bagian Chhattisgarh.
Di tengah giat operasi, pasukan keamanan India disergap oleh kelompok pemberontak Maois dan terjadi baku tembak kurang lebih selama empat jam. Akibat baku tembak itu, sebanyak 22 personel anggota keamanan India tewas serta 31 anggota lainnya menderita luka-luka, dan satu orang tentara dinyatakan hilang.
Beberapa anggota kelompok pemberontak Maois juga dilaporkan tewas namun tidak diketahui jumlah pastinya.
Aparat keamanan yang terluka dibawa ke dua rumah sakit pemerintah di Bijapur dan di Raipur, ibu kota negara bagian Chhattisgarh.
Menurut Direktur Jenderal Tambahan Kepolisian Chhattisgarh, Ashok Juneja, para pemberontak Maois mengambil senjata, amunisi, seragam dan sepatu dari pasukan keamanan yang tewas.
Ini merupakan baku tembak paling mematikan dalam empat tahun terakhir antara pasukan keamanan India dan pemberontak Maois. Perdana Menteri India, Arendra Modi menyatakan ucapan belasungkawa atas insiden ini di akun twitternya.
Sementara Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah mengatakan gugurnya para pasukan keamanan India tersebut tidak akan sia-sia dan memastikan pemerintah India akan terus memberantas pemberontak Maois di Negara itu.
Para pemberontak Maois yang menyatakan berjuang untuk masyarakat desa dan orang miskin telah berperang dengan pasukan pemerintah di Wilayah Timur India sejak tahun 1960-an. Ribuan orang dinyatakan tewas dalam pertempuran di antara kedua belah pihak.
Para pemberontak Maois menuntut lapangan kerja, lahan dan kekayaan dari sumber daya alam bagi masyarakat adat yang miskin di India.
Pengabaian bertahun-tahun oleh pemerintah ditandai oleh minimnya lapangan kerja, sekolah dan layanan kesehatan, telah mendorong penduduk desa yang terisolasi terbuka pada tawaran pemberontak Maois yang menjanjikan perjuangan masa depan yang lebih baik.
Pemerintah India menyebutkan gerakan pemberontak Maois terinspirasi oleh pemimpin revolusi China Mao Zedong. (ito)
(Lihat Juga: Kudeta Myanmar memanas, 149 dinyatakan tewas dalam unjuk rasa)