Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur – Sedikitnya 108 kepala keluarga mengungsi di Kantor Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, akibat banjir merendam dan merusak permukiman warga di wilayah itu.
Dikabarkan sebanyak 15 orang balita dan beberapa diantaranya dalam keadaan sakit. Dinas kesehatan setempat sudah mengirim sejumlah dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi. Rata-rata pengungsi mengeluhkan sakit demam dan batuk.
Sementara itu masih ada 14 titik lokasi pengungsian, namun beberapa diantaranya tidak bisa dilalui karena akses terendam banjir.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa banjir bandang yang melanda Kabupaten Sumba Timur menyebabkan empat kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.
Menurut BNPB, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur telah melaporkan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak banjir.
Pengungsi di Flores Timur
Sementara itu di Kabupaten Flores Timur, NTT, BNPB mendata sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di wilayah itu.
"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Raditya menjelaskan lebih lanjut, jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan. Sementara itu, 44 orang meninggal dunia dan 24 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sedangkan warga yang luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.
Desa yang terdampak akibat banjir bandang bertambah menjadi delapan, yang tersebar di empat kecamatan. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Sedangkan kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
"Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya.
Banjir bandang disertai tanah longsor dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4) pukul 01.00 waktu setempat atau WITA. BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021. (ito/ant)
(Lihat Juga: Badai besar menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur)