Banyuwangi, Jawa Timur – Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai berdampak pada harga ternak sapi di Banyuwangi. Sejak meluasnya wabah PMK, harga sapi di wilayah ini terus meroket. Pemicunya, sapi luar daerah dilarang masuk. Sehingga, pedagang hanya mengandalkan sapi lokal.
Harga ternak sapi lokal di Banyuwangi naik antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta per ekor. Biasanya, harganya sapi lokal berkisar Rp19 juta hingga Rp20 juta per ekor. Kini, minimal harganya Rp20 juta per ekor.
“Sekarang hanya mengandalkan sapi lokal. Ternak dari luar daerah ditutup. Ini yang membuat harga ternak terus meroket,” kata Usman Afandi (26), pedagang sapi asal Tegaldlimo, Banyuwangi, Selasa (24/5/2022) siang.
Selama ini, pedagang bisa mendatangkan ternak dari luar daerah. Salah satunya, dari Bali. Karena ditutup, pasokan sapi Bali terhenti. Termasuk, dari beberapa kabupaten di sekitar Banyuwangi.
“Jadi, kalau di pasar hewan, hanya sapi lokal yang dijual. Tidak ada sapi luar daerah,” jelas pengusaha muda ini.
Meski mengandalkan ternak lokal, pasokan ternak untuk Idul Kurban di Banyuwangi diklaim masih aman. Populasi ternak sapi mencapai 9.225 ekor. Sedangkan kebutuhan ternak potong hanya sekitar 3.221 ekor.
Load more