Surabaya, Jawa Timur - Karya inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat kembali dihasilkan oleh sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sebuah inovasi pembentukan ekosistem masyarakat yang ramah terhadap sahabat difabel melalui Gerakan Seribu Tangan Palsu, yang diinisiasi melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Prioritas ITS.
Gerakan Seribu Tangan Palsu ini merupakan sebuah ikhtiar yang diprakarsai bersama-sama oleh dosen ITS, dengan memperhatikan perkembangan inovasi khusus difabel. Diketahui bahwa lebih dari satu miliar orang diperkirakan mengalami disabilitas. Setara dengan sekitar 15 persen dari populasi dunia, dengan 190 juta (3,8 persen) orang berusia 15 tahun ke atas mengalami kesulitan yang signifikan dalam beraktivitas, sehingga seringkali membutuhkan pelayanan perawatan kesehatan.
Ketua Pelaksana, Abmas Prioritas ITS, Djoko Kuswanto ST MBiotech mengungkapkan bahwa di Indonesia sendiri, diketahui terdapat lima kategori disabilitas, yaitu disabilitas fisik, intelektual, mental, sensorik, dan multiple atau multiple. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar 8 persen.
"Dari permasalahan ini yang menjadi tolok ukur utama dalam pengembangan inovasi, sekaligus menyelesaikan permasalahan Sustainable Development Goals (SDGs)," ungkapnya.
Pengembangan karya abmas ini dilakukan sesuai dengan kemampuan para sivitas akademika dan masyarakat umum seperti memberi donasi, membantu mencetak dengan printer 3D, memberi info keberadaan sahabat difabel, membantu dokumentasi, membantu mengukur, menyumbang material, dan lain sebagainya.