Banyuwangi, Jawa Timur – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak pada penjualan hewan kurban di Kabupaten Banyuwangi. Para pedagang mengaku penjualan anjlok hingga 50 persen. Diduga, pembeli enggan berburu ternak kurban karena takut wabah PMK.
Salah satu pedagang kambing kurban, Sanusi (50) menuturkan, hingga H-3 Idul Adha, stok ternaknya masih melimpah. Kondisi ini berbeda jauh dengan tahun sebelumnya.
Padahal, harga ternak kurban relatif normal. Kenaikannya juga tidak terlalu meroket tajam. Dicontohkan, harga kambing yang awalnya Rp1,7 juta naik menjadi Rp2 juta per ekor. Pedagang hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. Wabah PMK memang membuat animo pembeli kambing menurun tajam.
“Kondisinya memang cukup sepi. Saya sudah jualan sejak seminggu lalu, penjualan sepi,” keluhnya.
Meski masih dihantui wabah PMK, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi memastikan ternak yang dijual pedagang layak dijadikan kurban. Hal ini menyusul hasil sidak seluruh lapak penjualan hewan kurban di Banyuwangi.
“Hasil sidak, kondisi ternak kurban layak dijadikan kurban. Jadi, masyarakat tidak perlu ragu,” kata drh Nanang Sugiarto, Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (hoa/hen)
Load more