"Jurnalis dan Bawaslu melakukan langkah emosional untuk melangkah secara strategis untuk membuat pemilu lebih aman dan nyaman," kata dia dalam sambutannya.
Menurut dia, kedua pihak tersebut sama-sama memiliki peran dalam menjaga demokrasi.
"Tanpa jurnalis, kejanggalan hingga kekurangan pemilu tidak terevaluasi," imbuhnya.
Totok pun menyinggung pengalaman buruk yang terjadi di Pemilu 1955 dan Pemilu 1999. Menurut dia, berkat kerja-kerja jurnalis, masalah yang terjadi di Pemilu tersebut menjadi bisa diketahui publik.
"Bagaimana kisah Pemilu 1955 dan Pemilu 1999, itu semua informasi pemberitaan dari jurnalis," tandas dia. (saa/muu)
Load more