Toraja Utara, Sulawesi Selatan – Alami kerugian akibat pasar hewan yang dilockdown pemerintah daerah pasca bertambahnya kerbau yang terindikasi terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dengan total 71 kasus di Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, puluhan pedagang datangi kantor Dinas Pertanian minta pemerintah tak pandang bulu.
“Kami ini mengalami kerugian mulai dari tiga ratus ribu rupiah sampai dengan satu juta perhari untuk membeli makanan kerbau, jadi kami minta pemerintah kalau memang dilockdown jangan biarkan ada penjual yang bebas menjual kerbau dari luar kabupaten masuk dan menjual bebas di luar pasar,” tegas Herman, pedagang kerbau.
Puluhan pedagang, Jumat (8/7/2022), mendatangi kantor Dinas Pertanian di Komplek Pasar Bolu, untuk meminta pihak dinas mengambil sikap tegas, agar tak ada lagi kerbau dari luar kabupaten masuk ke Toraja Utara untuk diperjualbelikan, apalagi keliling langsung ke kampung-kampung untuk menjual kerbau.
Foto : Pedagang kerbau di Pasar Bolu, Toraja Utara
Hal tersebut disampaikan para pedagang, sebab sejak Senin lalu, mereka sudah mengalami kerugian dari ratusan ribuh hingga satu juta rupiah perhari imbas dari penutupan pasar yang dilakukan pemerintah daerah melalui dinas pertanian, pasca penemuan kerbau yang terindikasi terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Satu kerbau tiga ratus ribu sampai satu juta rupiah kerugian yang kami alami per hari, bagaimana yang mempunyai kerbau lebih dari satu, tentu akan lebih besar, makanya kami minta pemerintah tegas, kalau lockdown jangan ada kerbau dari luar kabupaten masuk dan kami berharap pemerintah serius menangani ini, karena ini adalah menyangkut kerugian para pedagang,” tambah Herman.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Lukas Pasarai, seusai menemui para pedagang menjelaskan jika penanganan terhadap hewan kerbau yang terindikasi terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah ditangani dan telah dilockdown. Sehingga tak ada lagi kerbau yang masuk dari luar kabupaten.
“Kami sudah melakukan penanganan terhadap hewan yang terindikasi PMK, sementara jalan masuk yang menjadi jalur perlintasan kerbau dari luar kabupaten kami sudah berkordinasi dengan pihak keamanan untuk tak lagi mengijinkan kerbau dari luar masuk ke Toraja Utara,” papar Lukas Pasarai, Kadis Pertanian Pemkab Toraja Utara.
Lockdown dilakukan hari ini setelah kasus PMK dari 7 yang terindikasi melonjak menjadi 71 kasus, yang tersebar di beberapa wilayah, dengan rinciannya 16 ekor di pasar hewan Bolu, Kecamatan Tallung Lipu Torut, sementara 55 lainnya tersebar di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Toraja Utara. (Jbt/Ask)