Yogyakarta, DIY - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Yogyakarta menuntut perubahan tarif yang lebih layak bagi para pengemudi. Selain itu mereka juga menuntut adanya tarif yang lebih manusiawi, jenjang level program pendapatan minimum serta skema 24 jam bagi ojol.
Ketua Paguyuban Gojek Driver Jogjakarta (Pagodja), Handriyanto mengatakan pihaknya keberatan dengan penetapan tarif yang saat ini diberlakukan. Pasalnya terdapat rentang harga yang cukup signifikan dari yang ditetapkan pemerintah dengan yang saat ini berlaku. Selain itu, ia juga menyebut bahwa pemotongan biaya aplikasi juga terlalu besar.
"Kalau kesepakatan dari pemerintah kan minimal Rp7.200, sekarang kan Rp6.400. Bahkan di aplikator lain ada yang sampai Rp3.000, itu kan sangat tidak manusiawi," kata Handriyanto, Kamis (24/3/2022) malam.
Handriyanto menambahkan, selain tarif yang belum memadai ojol juga mengalami pemotongan di atas 20 persen pada tiap transaksi. Sehingga, hal ini memicu perdebatan dengan para pelanggan yang mengira ojol memperoleh pendapatan yang tinggi.
"Tarif potongan dari perusahaan sangat besar, kalau konsumen mengira kami ini dapat tarif besar padahal karena potongan juga besar ya kami dapatnya kecil. Kalau dari perjanjian itu 20 persen tapi yang dialami lebih dari 20 persen," katanya.