Luhut menegaskan, Kemenko Marves saat itu tetap mengutamakan kebutuhan listrik di dalam negeri meski RI menjual listrik bersih ke negara tetangga.
Terlebih, pembangunan Data Center di Indonesia nantinya juga memerlukan green energy.
Namun, Luhut akhirnya tak banyak bicara soal kebijakannya yang sejauh ini masih ditahan Bahlil. Luhut mempersilakan Menteri ESDM agar menelaah lebih lanjut lagi rencana ekspor listrik.
"Ya, silakan saja dilihat," tegasnya.
Tahun lalu, Luhut gencar mengatakan bahwa Indonesia siap mengekspor elektrifikasi hijau yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura sebesar 2-3 gigawatt.
Bahkan, Luhut telah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Singapura, serta menandatangani perjanjian kerja sama perdagangan internasional dengan Negeri Singa.
Luhut yang juga mantan Dubes Singapura itu mengatakan, rencana transaksi jual beli listrik EBT yang dilakukan dengan Singapura itu telah memperhitungkan kebutuhan elektrifikasi dalam negeri, sehingga ia yakin tidak akan membebani kelistrikan nasional.
Load more