Sumbawa Besar, NTB – Ibu-ibu di kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, meracik aneka rempah dan kayu hutan Sumbawa menjadi minuman herbal untuk daya tahan tubuh. Minuman ini sangat berguna terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
Kearifan lokal berbentuk minuman berkhasiat ini dinamakan Minhe. Nama ini merupakan kepanjangan dari Minuman Herbal kayu sepang asli hutan Sumbawa dan aneka rempah plus madu Sumbawa. Minhe diproduksi oleh kelompok ibu-ibu dibawah pembinaan PKK Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa.
Yana Ahmad, Ketua PKK Desa Batu Tering, mengatakan, untuk mempertahankan kondisi tubuh, diperlukan imun yang kuat. Banyak cara bisa digunakan, mulai dari olahraga, makan makanan bergizi hingga mengkonsumsi supleman termasuk mengkonsumsi minuman herbal.
Minhe terbuat dari bahan herbal, terdiri dari kayu sepang, serai, jahe, kunyit, kapulaga, ketumbar, kayu manis dan lada hitam. Cara penyajiannya cukup gampang, satu kantong Minhe bisa diseduh dengan 1 liter air panas. Minuman ini juga dapat dicampur dengan madu Sumbawa untuk menambah kenikmatan.
Awal mula munculnya ide membuat minuman herbal tersebut kerena banyaknya tumbuhan herbal yang tumbuh subur di hutan desa, kebun, hingga pekarangan warga.
“Bahan-bahan untuk membuat Minhe, banyak tumbuh ini di desa kami, untuk mempertahankan daya tahan tubuh kita di masa pandemi, akhirnya dari banyak refrensi, kami menemukan ide membuat minuman ini,” jelasnya.
Proses pembuatan Minhe mudah dan higienis. Setelah semua bahannya dipetik, selanjutnya dicuci hingga bersih. Kemudian diiris tipis, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.
Setelah semua bahan telah kering sempurna, kemudian dikemas ke dalam kantong kecil berbahan nilon yang biasa digunakan untuk kemasan teh celup.
"Kemasan dalam kantong kecil ini selanjutnya dikemas kembali menggunakan kemasan pouch atau kemasan dengan merk Minhe, yang dibagi menjadi dua ukuran. Ukuran kecil berisi 10 kantong, sementara ukuran besar berisi 15 kantong," rincinya.
Untuk pemasaran produk Minhe, pihaknya memanfaatkan media sosial mulai dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Sementara itu, Kepala Desa Batu Tering Alwan Hidayat, S.PD.I mengatakan, minuman tersebut merupakan implementasi dari salah satu visi misinya yakni Desa mandiri. Melalui visi misi tersebut, bagaimana mencipatakan kekuatan ekonomi masyatakat terutama di tengah pandemi.
Sehingga kata Alwan, Pemerintah Desa, bersama BPD mendorong melalui anggaran desa sebagai bentuk pemberdayaan pemanfaatan lingkungan untuk penanaman dari rempah bahan minuman ini.
“Kita dorong warga kita melalui ibu-ibu PKK. Itu adalah langkah awal. Pemerintah desa sangat mendukung sebagai bentuk penguatan ekonomi masyarakat,” tegasnya. (irwansyah/afr)
Load more