Singapura – Fighter juara interim kelas ringan OnePride MMA Indonesia, Jeka Saragih, tak sabar ingin segera bertarung dan berteriak-teriak di “Road to UFC” di Singapura.

Acara timbang badan dan kemudian saling tatap (face off) memberi sensasi berbeda bagi petarung Indonesia, Jeka Saragih. Pengalaman pertama bertarung di kejuaraan internasional bertajuk “Road to UFC”, Jeka mengaku gugup pada permulaannya sebelum kemudian menguasai panggung.

"Awalnya saya merasa grogi karena ini acara berbeda, tapi pas udah naik ke panggung, mau nimbang, baru deh mulai ilang groginya," kata Jeka Saragih setelah hasil timbangan menerakan angka 155 pounds atau setara dengan 70,3 kg dan masuk dalam kategori kelas ringan “Road to UFC”.

Namun Jeka merasa kurang bebas dalam acara timbang badan UFC. Sang petarung asal Sumatra Utara kurang nyaman dengan aturan yang melarang “Si Tendangan Maut” untuk melakukan selebrasi atau aksi berlebihan yang memprovokasi lawan pada acara saling tatap dua petarung (face off).

"Iya di sini, pas nimbang badan, awalnya udah dikasih tau gak boleh macem-macem, cuma boleh sentuh tangan doing, paling maksimal. Kalau engga mah, saya udah teriak-teriak sama lompat-lompatan," ujar Jeka Saragih yang terbiasa bikin kehebohan pada acara timbang badan saat tampil di OnePride MMA.

"Biasanya saya ‘kan intimidasi lawan kalau main di OnePride, saya bisa teriakin atau dorong lawan. Nah di sini gak boleh. Ya udah, saya pelototin aja yang lama pas face-off biar dia down nanti pas tarung," lanjut Jeka yang akan melawan fighter India, Pawan Maan yang memiliki berat 153 pounds (69,4 kg).

Jeka Saragih mengaku sudah siap bertarung di “Road to UFC” pada Kamis (09/06/2022) petang di Singapore Indoor Stadium. Ia kini bersikap santai tapi tetap menjaga program diet. Setelah sesi timbang badan, Jeka tidak langsung melahap makanan terlalu banyak.