20 Oktober 2020, tepat setahun Joko Widodo dan Ma’ruf Amin memegang tampuk kekuasaan republik. Banyak catatan penting dan menarik untuk dibahas. Utamanya datang dari polemik sektor kesejahteraan rakyat (kesra). Sebut saja kebijakan penanganan pandemi COVID-19, perlambatan perekonomian hingga pertumbuhan utang, serta yang terakhir adalah demonstrasi berskala besar menentang UU Cipta Kerja.
Sejak terpilih menjadi presiden untuk periode kedua, harapan masyarakat terhadap Pemerintahan Jokowi sangat besar. Sayangnya, sejak dilantik pada Oktober 2019 lalu, kinerja ekonomi Indonesia justru kian terpuruk. Tren perlambatan ekonomi yang sudah terjadi sejak kuartal keempat tahun lalu ternyata justru semakin parah.
Pandemi COVID-19 yang terjadi di akhir kuartal pertama, bahkan memperburuk pertumbuhan ekonomi, hingga menyentuh angka -5,32 persen di kuartal selanjutnya. Walaupun pada kuartal ketiga terlihat membaik, Indonesia dipastikan masih belum keluar dari pertumbuhan ekonomi yang negatif hingga akhir tahun. Sebagian pakar memprediksi kinerja ini akan menjadi yang terburuk semenjak krisis ekonomi 1998 silam.
Seiring dengan melambatnya perekonomian, tingkat kepuasan terhadap Pemerintah juga tergerus. Di bulan Mei 2020, tingkat kepuasan sempat mencapai titik terendah. Namun seiring dengan membaiknya penanganan pandemi COVID-19 tingkat kepuasan berangsur meningkat, terutama pada masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun demikian, Pemerintah masih optimistis Indonesia bisa segera pulih. Disahkannya UU Cipta Kerja diyakini bisa memperbaiki birokrasi dan menarik investasi asing secara masif.
Tahun pertama telah berlalu. Setidaknya masih ada empat tahun tersisa di masa kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf. Pemerhati politik Adi Prayitno mengatakan, sisa waktu yang tersisa harus menjadi pembuktian bagi Jokowi-Ma’ruf.
"Buktikan bahwa di tahun kedua, di tahun ketiga, investasi akan banyak masuk ke Indonesia. Di tahun kedua dan ketiga akan begitu banyak serapan tenaga kerja, akan begitu banyak anak-anak muda yang bisa mengakses pekerjaan sesuai janji awal. Tanpa itu semua Pak Jokowi tidak akan meninggalkan suatu legacy yang baik," tegasnya.