Sejumlah pemimpin negara di dunia memberikan selamat kepada Joe Biden yang telah memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat. Hubungan kerja sama yang baik juga dinantikan oleh pemimpin dunia atas kemenangannya.
Pasangan Capres-Cawapres Joe Biden dan Kamala Harris akhirnya berhasil memenangkan pertempuran politik yang alot di Amerika Serikat. Pasangan dari Partai Demokrat ini berhasil mengamankan 270 suara dari electoral college pada tanggal 8 November waktu setempat. Ia mengalahkan capres petahana dari Partai Republik, Donald Trump.
Dalam pidato kemenangannya, Biden mengatakan bahwa dirinya akan berusaha menyatukan Amerika Serikat yang saat ini tercabik oleh pandemi, perlambatan ekonomi, dan kekacauan sosial.
"Kini saatnya untuk mengesampingkan retorika kejam, menurunkan temperatur (politik), untuk kembali saling sapa, saling mendengar, membangun kemajuan, dan berhenti memperlakukan pesaing kita sebagai musuh," sebut Joe Biden dalam pidato kemenangannya. Ia kemudian kembali menegaskan, "Kita bukan musuh, kita sama-sama warga Amerika Serikat.
Namun demikian, Donald Trump menolak untuk menyerah dan mengancam untuk membawa hasil penghitungan suara ke meja pengadilan. Ia mengatakan bahwa hasil perhitungan tersebut diwarnai oleh kecurangan. Para pendukungnya pun menyuarakan hal serupa. Mereka turun ke jalan untuk mengecam hasil pemilu.
Analis Kebijakan Publik, Abdul Malik Gismar menjelaskan bahwa faktor utama yang membuat kemenangan berhasil diraih Joe Biden adalah justru karena kebijakan-kebijakan Trump dinilai keliru oleh mayoritas masyarakat AS. "Negara bagian yang pada tahun 2016 dijadikan merah (mendukung Trump dan Partai Republik), kali ini kembali menjadi biru (mendukung Partai Demokrat). Contohnya Pennsylvania, Minnesota, Wisconsin. Saya kira ini faktor Trump. Jadi ini bukan referendum terhadap Partai Republik tapi lebih mengenai Trump. Karena ternyata Partai Republican di banyak negara bagian tetap bertahan," ujarnya kepada tvOne. Hal itu kemudian membuat calon anggota kongres dari Partai Republik tetap terpilih.
Lebih lanjut, Gismar mengatakan memang masih ada kemungkinan suara pilpres tersebut dihitung ulang sesuai permintaan Donald Trump jika pengadilan menganggap permintaan Trump tersebut memiliki dasar hukum yang kuat. Namun ia beranggapan kemungkinan ini sangat tipis karena banyaknya negara bagian yang perlu dihitung ulang oleh Trump jika ia ingin mengalahkan Biden.
Joe Biden menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat setelah mengalahkan Donald Trump. Sedangkan Kamala Harris juga menorehkan sejarah sebagai wakil presiden perempuan pertama dari keluarga keturunan Asia Selatan. Harris juga menjadi perempuan pertama yang berhasil menduduki tampuk kekuasaan paling utama dalam konstelasi politik Amerika Serikat.