Banjir kembali mengepung Indonesia. Sesuai prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan dengan curah hujan yang tinggi membuat sebagian wilayah terendam banjir. Belum lama ini BMKG mengingatkan potensi cuaca ekstrem pada puncak musim hujan yang terjadi pada bulan Januari dan Februari.
Bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang serta tanah longsor terjadi di beberapa daerah. Dampak cuaca ini mulai dirasakan masyarakat di DKI Jakarta, Bekasi, Karawang, Kabupaten Bandung, Majalengka, Semarang, Kendal, hingga Jombang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan peringatan kepada 24 wilayah terkait prediksi cuaca ekstrem. Ia menjelaskan cuaca ini erat kaitannya dengan monsoon asia yang bergerak dari Asia ke Australia melalui Indonesia. Guswanto menambahkan, kejadian ini menimbulkan beberapa siklonik di bagian utara dan selatan pulau Jawa. Dari sekitar 24 provinsi menurutnya yang perlu diwaspadai adalah di Jawa Tengah, Papua, Jawa Timur, dan Kalimantan Utara.
"Khusus untuk DKI Jakarta, memang hari ini prakiraan tanggal 8 dan 9 agak meningkat. Artinya curah hujannya mulai dari ringan hingga sedang namun durasinya cukup panjang. Kami lihat juga akan terus terjadi hujan," ujarnya saat diwawancarai tvOne Senin (8/2).
Guswanto kemudian menyatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan cukup baik dengan memberikan sistem peringatan dini pada bulan Oktober 2020 silam serta menggelar rapat koordinasi nasional. Saat itu BMKG mengundang beberapa BPBD dan kepala daerah. Tak hanya itu, ia mengakui BMKG juga melakukan komunikasi informal dengan babinsa dan menyebarkan informasi lewat WhatsApp group. Hal demikian dilakukan untuk mencegah timbulnya korban jiwa akibat bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Di ibu kota sendiri, Pemprov DKI Jakarta melakukan antisipasi musim hujan dengan menggalakkan kegiatan Siaga, Tanggap, Galang di mana seluruh jajaran memantau kondisi curah hujan. Khususnya di Jakarta, fokusnya adalah mengendalikan volume air hujan. Apabila curah hujan di atas 100 milimeter maka target Pemprov adalah memastikan membuat air kering kembali dalam kurun waktu enam jam.
"Siaga artinya seluruh jajaran memantau kondisi curah hujan di kawasan pegunungan yang konsekuensinya adalah debit air yang tinggi dari arah hulu. Alhamdulillah dengan koordinasi pengelolaan pintu-pintu air di Jakarta saat ini kondisinya terkendali. Kita bersyukur program Gerebek Lumpur yang kita jalankan beberapa bulan terakhir menunjukkan hasilnya," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun demikian ia tetap mengimbau kepada semua pihak di DKI Jakarta untuk tetap waspada karena musim hujan belum selesai.