Sabtu (24/4) menjadi hari yang kelabu bagi Bumi Pertiwi. KRI Nanggala 402, sebuah kapal selam milik Angkatan Laut Republik Indonesia yang sejatinya bertugas mengamankan teritorial, kini beristirahat dengan tenang di dasar laut utara Bali. Awaknya yang berjumlah 53 orang disebut 'on eternal patrol' atau melakukan patroli abadi, sebuah eufemisme atas gugurnya pelaut yang tengah bertugas.
Pada hari itu panglima TNI Hadi Tjahjanto mengumumkan kabar duka bahwa kapal tersebut memasuki fase 'subsunk' atau dinyatakan tenggelam. Sebelumnya, kapal selam sempat disematkan status 'submiss' atau hilang dan 'sublook' atau dalam pencarian dan diduga mengalami permasalahan.
Status tenggelam ini pun diperkuat dengan pencitraan yang dibantu oleh kapal MV Swift Rescue milik Angkatan Laut Singapura. Mereka menemukan puing utama KRI Nanggala yang tenggelam di kedalaman 838 meter. "KRI Nanggala terbelah menjadi tiga bagian seperti yang tadi sudah disampaikan oleh Panglima TNI," ucap Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sambil menunjukkan rekaman video bawah laut kepada awak media.
Dari video yang ditampilkan tersebut tampak escape suit MK-11, buritan kapal, bagian kemudi horizontal, bagian kemudi vertikal, dan juga beberapa bagian KRI Nanggala lainnya. Dari data yang diperoleh, KSAL juga mengungkapkan bahwa kecelakaan terjadi akibat adanya keretakan pada kapal.
Sebelumnya diberitakan bahwa seharusnya KRI Nanggala 402 bertolak pada Rabu (21/4) untuk mengikuti latihan tempur. Awalnya, kapal selam buatan Jerman ini dijadwalkan untuk melakukan latihan tembak torpedo. Sesuai prosedur, penembakan tersebut juga akan dikawal oleh sea raider penjejak. Namun sesaat jelang waktu penembakan, KRI Nanggala tak kunjung meminta otorisasi penembakan. Begitu pun ketika dikontak petugas permukaan, KRI Nanggala tetap bergeming.
Selama beberapa hari tim gabungan melakukan penyisiran dan pencarian di lokasi sekitar hilangnya KRI Nanggala 402. Pencarian lalu dilokalisir di area sekitar tumpahan minyak dan pada titik-titik tersebut, petugas menemukan sejumlah benda yang merupakan bagian dari KRI Nanggala 402 seperti botol isi pelumas periskop, pelurus torpedo, serta alat sholat milik kru kapal.
Pemerintah Jamin Pendidikan Anak-Anak Prajurit KRI Nanggala
Hal demikian disampaikan oleh presiden Joko Widodo dalam siaran persnya belum lama ini. Ia mengatakan sebagai bentuk penghormatan, negara akan menjamin putra dan putri dari keluarga prajurit KRI Nanggala 402.
"Pemerintah juga akan menjamin pendidikan putra-putri dari keluarga prajurit KRI Nanggala 402 hingga jenjang pendidikan S1," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga menyampaikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang terlibat termasuk kepada negara-negara yang mengulurkan tangannya dalam operasi penyelamatan.
Sementara itu, secara terpisah, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan berupaya penuh melakukan peremajaan alutsista. "Kita sedang merumuskan pengelolaan pengadaan alutsista agar lebih tertib, lebih efisien," tegasnya. Ia mengungkapkan, modernisasi alat utama sistem pertahanan memang masih belum menjadi prioritas karena Pemerintah masih mengutamakan pembangunan kesejahteraan.