Banjir di Subulussalam, Warga Terbantu Ojek Rakit.
Sumber :
  • Tim Tvone/Roni

Banjir di Subulussalam, Warga Terbantu Ojek Rakit

Rabu, 10 November 2021 - 15:42 WIB

Subulussalam, Aceh - Luapan Sungai Lae Souraya pasca guyuran hujan lebat membuat sejumlah desa di Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, Aceh, Rabu (10/11/2021) terendam banjir. Ratusan rumah di beberapa desa yang terletak di tepi bantaran sungai terendam air dengan ketinggian bervariasi, dengan kedalaman terparah mencapai sekitar 1 meter. Beruntung sebagian besar rumah di wilayah ini berkonstruksi rumah panggung, sehingga air hanya menggenang bagian teras dan halaman rumah.
 
Mawardi, salah seorang warga Desa Tualang menyebutkan, banjir adalah bencana musiman yang melanda desa mereka di setiap musim penghujan. "Kalau setahun minimal sekali kami kena musibah seperti ini," kata Mawardi.
 
Tak hanya pemukiman, luapan air juga meluber ke ruas-ruas badan jalan, di jalan penghubung Desa Dah, Desa Panglima Sahman dan Desa Tualang, ketinggian genangan air bahkan mencapai hingga sekitar satu meter, sehingga tak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Para pelintas yang mencoba untuk memaksa menerobos air kendaraan mereka akan mogok akibat knalpot dan mesin yang kemasukan air, seperti yang dialami oleh Rangga. Awalnya ia mengira sepeda motornya akan kuat dan mampu melintasi air namun selang beberapa meter sepeda motornya mendadak mati sehingga ia terpaksa mendorong. "Businya terendam bang, saya dari rumah mau ketempat kawan tadi," kata Rangga menjelaskan.
 
Setidaknya ada tiga titik ruas jalan yang tergenang, dengan panjang genangan yang bervariasi, mulai dari puluhan meter, hingga yang terpanjang sekitar tiga ratus meter. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan membuat rakit penyeberangan, yang dibuat dari beberapa sampan digabungkan dengan beberapa bilah papan, sehingga menyerupai tongkang. Rakit ini bisa memuat penumpang orang, barang-barang, bahkan sepeda motor.
 
Menurut Razali, salah seorang warga Desa Panglima Sahman, ia dan kawan-kawannya berinisiatif membuat rakit karena jalan yang tergenang ini dilintasi oleh banyak warga, "Dalam sehari ini sudah ratusan sepeda motor yang kami seberangkan, sekali menyeberangkan rakit saya bisa memuat empat hingga lima sepeda motor dan beberapa orang sekaligus,” ungkap Mawardi.
 
Warga yang menjadi operator dadakan ini tak mematok harga, namun biasanya para penumpang membayar tujuh hingga sepuluh ribu per sekali menyeberang, "Tidak kita patok bang, tapi biasanya para penumpang membayar segitu,” jelas Mawardi.
 
Meski banjir ini adalah banjir musiman yang rutin terjadi setiap tahun, namun warga tidak bisa memprediksi kapan banjir akan surut, sebab hujan di wilayah hulu sungai, yaitu Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh tenggara masih kerap mengguyur. Warga pun hingga kini masih bersiaga terhadap kemungkinan banjir akan terus berlanjut atau bahkan memburuk.
 
Penyebab banjir sendiri karena kondisi hutan di sekitar sungai yang rusak akibat maraknya aktivitas pembalakan liar dan alih fungsi hutan tadah hujan menjadi kebun kelapa sawit yang kian masif selama belasan tahun terakhir.(Muhamad Roni/Lno)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
00:40
01:30
09:45
02:10
08:30
Viral