Ilustrasi bunuh diri.
Sumber :
  • Antara

Bunuh Diri Bukan Solusi! 7 Kiat Bangkit dari Depresi

Jumat, 22 Maret 2024 - 11:50 WIB

tvOnenews.com - Tahun 2023 telah dilalui dengan banyaknya kasus bunuh diri yang menimpa mahasiswa di berbagai daerah. Tidak hanya mahasiswa, kasus yang sama datang dari kalangan remaja awal hingga dewasa. Kasus tersebut meningkat 36,4 persen jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 

WHO tahun 2019 menyatakan bahwa bunuh diri masih menjadi penyebab kematian keempat terbesar di seluruh dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa tekanan akademik, masalah mental, isolasi sosial menjadi salah satu pemicu pada beberapa kasus terbaru. Dilansir dari data Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, kejadian bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan saat ini harus menjadi perhatian global, terutama di lingkungan pendidikan.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya, salah satunya yaitu depresi. Depresi dapat disebabkan oleh gangguan senyawa kimia dalam otak, gangguan keseimbangan hormon, trauma masa lalu, mengidap penyakit kronis, efek samping dari pengobatan tertentu, faktor genetik, stress berkepanjangan, ketergantungan NAPZA atau alkohol, dan masih banyak lagi. Kebanyakan orang tidak menyadari gejala-gejala kecil dan mereka pun malu untuk konsultasi ke psikolog atau psikiater.

Padahal, depresi tidak sesederhana itu. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan jika terlintas pikiran untuk bunuh diri :
1. Berikan afirmasi positif kepada diri sendiri Tidak perlu susah payah mencari-cari alasan untuk hidup. Orang yang sudah terbesit dalam pikirannya untuk bunuh diri sudah tidak memiliki gairah untuk melanjutkan hidup. Jika sudah tidak bisa terlintas kata positif lagi, maka bisa dibantu dengan mencari afirmasi positif melalui media sosial. Mungkin akan membantu Anda lebih tenang dan merasa bahwa Anda tidak semestinya sendiri.
2. Berceritalah kepada orang yang Anda percaya
Terbuka dan menjadi egois tidak selamanya buruk, kok. Anda telah memikul beban berat itu sendirian. Biarkan orang lain tahu, setidaknya ada yang bisa mengerti apa yang Anda rasakan sekarang. Sembilan dari sepuluh orang mungkin akan berkata belum menemukan tempat cerita yang membuatnya merasa aman. Tidak apa-apa. Anda bisa bergabung dalam komunitas kesehatan mental. Di sana terdapat banyak orang yang saling support dan tidak menghakimi.
3. Cari coping mechanism yang positif
Tidak perlu terburu-buru. Anda tidak sedang dikejar. Perlahan Anda akan menemukan pengganti kebiasaan buruk itu dengan sesuatu yang mengurangi rasa sakit. Misal sebelumnya Anda masih suka menyayat tangan, sekarang Anda bisa mencari alternatif lain, seperti memasang karet di pergelangan tangan. Langkah awal untuk menghindari pikiran self harm yaitu dengan menjepretkan karet tersebut. Itu jauh lebih baik, dan nantinya Anda
akan ber-progress hingga akhirnya pulih. Nikmati prosesnya, Anda sudah bertahan sebaik dan sejauh ini.
4. Ingat-ingat kembali kenangan terindah
Memori mungkin tidak selamanya menyimpan kenangan lama. Tapi, ingatkah Anda kapan terakhir wajah Anda memasang senyum merekah? Anda terlalu keras terhadap diri sendiri. Duduk dulu, Anda juga manusia. Tidak semua hal harus diselesaikan secara bersamaan. Anda memiliki banyak waktu untuk memproses ini semua. Buatlah List 100 tempat yang ingin Anda kunjungi dan makanan yang ingin Anda coba. Hal-hal sederhana seperti ini mungkin terkesan sepele. Namun tidak ada yang tahu. Bisa jadi, pada list nomor kesekian Anda merenungi kembali alasan dilahirkan di dunia ini.


5. Meditasi dan mindfulness
Bicara soal mindset, mungkin saat ini setting-an pabrik Anda selalu mengerjakan semuanya secara cepat dan tidak suka jika waktu terbuang secara sia-sia. Padahal, Anda juga butuh istirahat. Ingat, Anda bukan robot. Sesekali, lakukanlah meditasi dan mindfulness. Kerjakan aktivitas dengan memusatkan perhatian penuh dalam aktivitas itu dan cobalah untuk tidak terdistraksi akan hal lain. Menangis tidak haram, kok. Tidak apa-apa jika butuh untuk menangis. Menangis itu salah satu bentuk penyaluran emosi, loh. Setidaknya, dengan menangis Anda belajar bahwa masih ada bagian dari tubuh Anda yang berpihak dan selalu membersamai di saat suka maupun duka.
6. Kenali sinyal tubuh
Anda yang paling tahu tentang tubuh Anda. Seperti halnya perut keroncongan saat makan. Kita disarankan untuk makan sebelum lapar, bukan? Seperti halnya, sinyal stres datang saat Anda merasa tertekan dan syaraf otak memberi tanda. Seringnya Anda tidak menghiraukan hal tersebut. Lama-lama menumpuk dan hanya akan menjadi bom waktu di kemudian hari. Tidak ada yang tahu kapan meledaknya. Hal yang ditakuti adalah ketika meledak di orang yang salah. Sudah sewajarnya Anda mengetahui kapasitas diri dan batas berhenti sebelum sinyal stres datang.
7. Carilah bantuan
Ada kalanya tubuh ini butuh istirahat, tapi ada kalanya otak menyuruhnya untuk berhenti. Mungkin sebagian dari Anda akan merasa relate akan hal ini. Bayangkan Anda menaiki perahu rakit di tenangnya lautan samudra. Jika pada saat itu Anda diminta loncat menenggelamkan diri, apa yang ada di benak Anda? Mungkin ada yang menjawab akan terus mempertahankan posisi hingga akhirnya menepi ke daratan. Sebetulnya, di situasi kalut banyak orang yang ingin menyelesaikan masalahnya saja. Terlalu muak untuk dirasakan tiap harinya. Perlu Anda ketahui, bunuh diri bukan jalan keluar. Itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Sebagian orang, bahkan Anda mungkin sudah mencari tahu bagaimana cara mati yang tidak menyakitkan. Tidak ada yang paling rendah standar sakitnya. Semuanya sama-sama menyakitkan. Bahkan bekasnya justru akan sangat lama hilangnya. Anda hanya ingin mematikan masalahnya, mencoba berlari keluar dari jeruji yang selama ini telah membentuk seperti kurungan penjara.

Penulis  Zerlynda Ali menyatakan mari hidup lebih lama lagi. Manusia hadir di dunia ini bukan tanpa alasan. Jauh sebelum Anda diciptakan, malaikat telah bertanya kepada Anda sebanyak 77x apakah Anda yakin untuk dihidupkan di dunia ini. Anda pun mengiyakan dengan bukti hadirnya Anda di dunia ini. Di samping itu, sebelum roh ditiupkan pada rahim ibu Anda, Tuhan telah memberi gambaran kehidupan Anda sejak lahir di dunia hingga masuk ke alam kubur dan Anda pun mengiyakan dengan bukti kehadiran Anda membaca artikel ini. Tandanya apa? Itu pertanda akan ada kebahagiaan besar yang menunggu Anda di kemudian hari yang membuat Anda menyetujui untuk dihidupkan di dunia ini. Hiduplah selagi bisa. Hiduplah sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang Tuhan beri dan ciptakan.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:52
01:44
01:33
06:44
09:50
00:57
Viral