Tersendatnya Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina Tuduh Netanyahu Sebagai Dalangnya

Ramallah, tvOnenews.com - Otoritas Palestina menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi dalang upaya penyaluran bantuan kemanusiaan yang berasal dari komunitas internasional dan Amerika Serikat ke Jalur Gaza.

"Netanyahu dan staf militernya mengancam menginvasi Rafah tanpa memedulikan seruan komunitas internasional dan AS agar masyarakat sipil terlindungi dan kebutuhan hidup dasarnya terpenuhi," kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya.

Pernyataan otoritas Palestina menegaskan bahwa tindakan Israel tersebut merupakan bagian dari niat untuk melanjutkan genosida dan pemindahan paksa, serta menghalangi pengiriman bantuan kepada rakyat Palestina. Mereka terutama menyoroti situasi mereka yang terancam kelaparan di Gaza utara.

Pada Selasa (12/3/2024), bantuan kemanusiaan berupa 200 ton makanan dari organisasi kemanusiaan international Open Arms dari Spanyol dan World Central Kitchen dari AS, tengah diangkut sebuah kapal yang berlayar dari Siprus ke Jalur Gaza.

"Koridor bantuan kemanusiaan maritim ke Jalur Gaza terbuka melalui misi yang sangat kompleks ini, yang kami harapkan menjadi perintis dalam upaya meringankan bencana kemanusiaan yang dihadapi warga (Gaza)," kata pihak Open Arms melalui akun resminya.

PBB menyatakan bahwa tindakan blokade Israel telah mengakibatkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggal mereka, 60 persen infrastruktur di Gaza mengalami kerusakan dan hancur, serta menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.

Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan putusan awal pada 26 Januari yang memerintahkan Israel untuk berhenti melakukan genosida dan mengupayakan perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza. 

Meski putusan Mahkamah Internasional (ICJ) telah dikeluarkan, namun Israel tetap melakukan genosida ke penduduk Gaza dengan menahan bantuan internasional yang akan masuk ke Gaza. (ant/mii)