- Ist
Cegah Sekolah Ambruk Pengamat Kebijakan Pendidikan: Bangunan Sekolah Harus Punya Standarisasi
Sebelumnya diberitakan, atap gedung SMPN 2 Greged dikabarkan ambruk pada Jumat (12/1). Saat kejadian, 32 siswa kelas 7 sedang menjalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Tiba-tiba, atap bangunan ambruk dan menimpa mereka. Kuat dugaan, baja ringan yang digunakan tidak memiliki standar SNI. Hal itu dibuktikan dengan tidak ditemukannya logo SNI pada profil baja ringan di sisa reruntuhan ketika wartawan datang mengambil gambar, Senin (15/1). Beruntung, sebagain siswa berhasil berlindung di bawah meja belajar. Namun demikian, 6 siswa mengalami cedera ringan akibat kejadian itu.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Roniato sebelumnya menduga, ambruknya atap ruangan kelas dan guru di SMPN 2 Greged akibat material bangunan yang tidak sesuai. “Dugaan kami penyebabnya adalah karena kontruksinya memakai baja ringan tapi gentengnya memakai genteng beton. Sehingga bebannya tidak sebanding,” kata Roniato, Jumat (19/1/2024).
Roniato menilai jika kontruksi bangunan memakai baja ringan, maka gentengnya seharusnya menggunakan genteng berbahan metal sehingga bebannya tidak terlalu berat. Roniato mengatakan, bangunan ruang kelas yang ambruk sebenarnya baru direnovasi pada beberapa tahun lalu. Oleh karenanya, ia juga menyayangkan adanya kejadian tersebut. Namun begitu, untuk memastikan penyebab utama yang mengakibatkan ambruknya atap ruang kelas SMP Negeri 2 Greged tersebut, Disdik Kabupaten Cirebon akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
“Kita belum tahu (penyebab utamanya). Mungkin nanti para ahli yang akan melihatnya seperti apa,” tutupnya. (ebs)