Butet Kartaredjasa saat menyampaikan orasinya di panggung rakyat Ganjar-Mahfud (28/1/2024)..
Sumber :
  • Tangkapan layar unggahan X (Twitter) @triwul82

Disebut Hina Jokowi, Butet Kartaredjasa Santai Dipolisikan ProJo

Rabu, 31 Januari 2024 - 16:45 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Seniman Butet Kartaredjasa dilaporkan ke Polda DIY oleh relawan Jokowi, pada Selasa (30/1/2024).

Butet dinilai melontarkan ujaran kebencian terhadap Presiden Jokowi saat tampil dalam panggung rakyat Ganjar-Mahfud di Kulon Progo, pada Minggu (28/1/2024) lalu.

Dalam orasinya, Butet membawakan pantun sebagai bentuk kritik terhadap pemerintahan Jokowi. 

Butet menyinggung keras kegagalan revolusi mental Jokowi hingga keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

“Ada kucing nggondol iwak bawal. Aku marah tak lempar sandal. Jokowi maunya revolusi mental. Tapi gagal terjungkal-jungkal,” kata Butet dalam penggalan pantunnya, dilansir dari video yang diunggah akun X (Twitter) @triwul82.

“Satu-satu aku sayang ibu. Dua-dua aku sayang ayah. Untunglah jokower merasa ketipu. Penampilannya lugu ternyata licik ngakali mahkamah,” lanjut Butet.

Sontak aksi panggung Butet menjadi viral di media sosial. 

Melalui video yang beredar luas tersebut, ia kemudian dilaporkan atas dugaan telah menyebarkan ujaran kebencian terhadap Presiden Jokowi.

Menanggapi hal tersebut, Butet dengan santai memberikan komentarnya. Ia menuturkan bahwa kritik sangat berbeda dengan penghinaan

"Kita harus bisa membedakan mana ujaran kebencian, mana penghinaan, dan mana kritik," katanya kepada wartawan di kediamannya, Selasa (30/1/2024).

Butet juga mengklaim bahwa setiap karya seninya memang selalu memuat kritik di dalamnya. 

"Tapi cara saya menyajikan kritik itu dalam kultur Jawa disebut Guyon Parikeno, ada unsur bercanda," tuturnya.

Tak hanya mengklarifikasi maksud dari perkataannya, Butet bahkan menyinggung masa kepemimpinan Soeharto di masa Orde Baru yang tumbang akibat gelombang protes rakyat pada saat itu.

"Pak Harto (Soeharto) yang berpengalaman 7 kali jadi presiden pun tumbang. Jadi kalau Pak Jokowi tetap bandel, nanti sejarah akan membuktikan," ujar Butet.

Lebih lanjut, Butet menganggap apa yang ia sampaikan lewat orasi pantunnya merupakan suatu cara yang ia lakukan sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang dijamin oleh negara.

"Saya bisa mengartikulasikan secara bebas melalui media seni, media apapun. Saya seorang penulis saya bisa berekspresi melalui karya tulis entah itu puisi, cerpen, pantun, atau naskah monolog atau di panggung pertunjukan karena saya seorang aktor," katanya.(mg3/muu)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:32
04:19
01:51
04:21
03:35
06:27
Viral