Himmatul Aliyah.
Sumber :
  • IST

Kader Tunas Indonesia Raya di Turki Dorong Semangat Kesetaraan Gender Lewat Diskusi Bersama Tokoh Legislator

Minggu, 11 Februari 2024 - 21:09 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Dengan prinsip yang berbasis kesetaraan dan keadilan gender menjadikan pesta demokrasi sebagai sarana strategis untuk menjunjung tinggi hak asasi perempuan. Salah satu bukti konkret yang dapat dirasakan adalah regulasi dalam undang-undang mewajibkan 30% keterwakilan dari perempuan dalam pencalonan anggota legislatif. 
    
Namun begitu, masih banyak terdapat hambatan yang harus dihadapi seperti hambatan psikologis, budaya patriarki, kaderisasi, daya saing dan lain sebagainya.
    
Hal tersebut kemudian memantik Kader Tunas Indonesia Raya (Tidar) di Turki, organisasi sayap partai Gerinda, untuk menyelenggarakan kegiatan diskusi dengan mengangkat tema “Peran Perempuan: Partisipasi dan Empowerment Perempuan pada Pesta Demokrasi dalam Membangun Masa Depan Bangsa yang Inklusif”
    
Kegiatan diskusi ini mengundang Hj. Himmatul Aliyah, M.Si yang merupakan salah satu tokoh publik yang mewakili kehadiran perempuan di parlemen sebagai Anggota DPR-RI Komisi X, pada hari Jumat (9/2/2024) melalui siaran langsung instagram.
    
Acara dibuka oleh Viony Karunissa Kurniawan, kader Tunas Indonesia Raya di Turki, selaku pembawa acara yang juga merupakan Duta Pariwisata DKI Jakarta tahun 2021. Kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Dumlupinar, Provinsi Kutahya, Turki. 

Kemudian dilanjutkan oleh Arnita Rodelina Turnip yang memoderatori kegiatan selama diskusi berlangsung. Lulusan Universitas Istanbul tersebut mengungkapkan kebanggaannya dapat duduk bersama tokoh wanita yang sedang menjabat sebagai legislator di parlemen sekaligus peraih penghargaan Legislator Pro Kemajuan Pendidikan KWP Award 2023  
    
Himma menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh buta politik dan perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya peranan mereka dalam dunia politik. Suara mereka dapat menentukan siapa pemimpin yang akan mewakili mereka dan bisa mempengaruhi kebijakan politik. 
     
Ia menceritakan kisah tentang sekumpulan TKW (tenaga kerja wanita) di Hongkong yang menyampaikan keresahan terkait kebijakan di dalam undang-undang. Salah satu kebijakan yang memberatkan mereka adalah mekanisme perpanjangan kontrak kerja yang mengharuskan mereka untuk mengurusnya di Indonesia.
    
Dalam proses pengesahan sebuah aturan baru menjadi undang-undang, dibutuhkan usaha yang tidak semudah membalik telapak tangan. Namun, setelah diusahakan melalui birokrasi pemerintah yang tepat dan proses yang lumayan panjang, tuntutan yang mereka ajukan akhirnya bisa disahkan menjadi undang-undang baru.
    
“Inilah kenapa perempuan ini sangat penting berada di politik. Saya kagum dengan teman-teman di Hongkong (karena) rata-rata itu kritis. Meskipun mereka bekerja di luar negeri, tetapi mereka masih tetap memantau tanah air. Kalau semua perempuan bisa seperti ini, maka hasilnya akan luar biasa,” ucap Himma kepada penonton yang hadir dalam siaran langsung instagram tersebut.
    
Peran perempuan dalam dunia politik memanglah sangat penting. Himma mengajak kita untuk bisa aktif memberikan banyak pencerahan dan sering berbagi informasi terkait politik kepada masyarakat, khususnya perempuan di Indonesia.
    
Sebagai perbandingan, pada pemilu 2014, terdapat 37,4% perempuan yang terdaftar sebagai calon anggota DPR. Kemudian, pada pemilu 2019 terdapat 40% dan di tahun 2024 tercatat sebanyak 37,13 persen dari total keseluruhan calon anggota DPR.
    
Dari data pemilu selama 10 tahun ke belakang tersebut, menunjukan bahwa minat perempuan untuk menjadi calon legislatif tidak pernah kurang dari 35 persen. Angka ini akan terus melambung jika transfer pengetahuan politik kepada perempuan bisa semakin tersampaikan dengan baik.
    
Himma juga banyak berbagi cerita terkait sepak terjang dan peranannya sebagai perempuan selama menjadi Anggota DPR-RI. Sudah menjadi tugasnya untuk menyerap berbagai aspirasi dari masyarakat dan memperjuangkan aspirasi tersebut di hadapan parlemen.
    
Raga Awandayu Prakasa yang kerap disapa Agha, selaku inisiator acara mengungkapkan preparasi Indonesia Emas 2045 akan memiliki sepak terjang yang panjang.

"Dan saat ini peran perempuan di dalam politik sangatlah sentral terutama dalam mencapai representasi yang adil, dan pemberdayaan yang inklusif,” ujar Agha. (ebs)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:40
09:45
02:10
08:30
01:38
07:50
Viral