Kahmi Anggap Pemanggilan BEM UI oleh Rektor Berlebihan.
Sumber :
  • Ihsan Zahri

Pemanggilan BEM UI, KAHMI: Rektorat Cari Muka

Rabu, 30 Juni 2021 - 11:31 WIB

Jakarta - Unggahan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang berjudul, “Jokowi: The King of Lip Service” berbuntut pemanggilan para pengurus BEM oleh rektorat kampus. Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menyebut, sikap reaktif pimpinan UI terhadap kritik mahasiswanya itu sebagai usaha mencari muka kepada pemerintah.

"Saya menganggap (sikap rektorat UI) tidak sekadar berlebihan, tapi seperti ada kepanikan takut posisi dan jabatannya dicopot. Yang kedua itu kesannya seperti cari muka," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) KAHMI, Manimbang Kahariady kepada tvOne, Selasa (29/6).

Menurut Manimbang, kritik yang dilontarkan mahasiswa adalah suatu hal yang wajar dan bagian dari kebebasan berekspresi. Ia menyayangkan sikap rektorat UI yang merespons pendapat mahasiswa dengan pendekatan kekuasaan.

"Saya melihat respons pimpinan perguruan tinggi atau berbagai kalangan ini, mengapa lebih banyak nuansa pendekatan politik dibanding pendekatan akademik. Kalau pendekatan politik itu bahasa yang dipakai adalah kekuasaan, jadi dipanggil, ditegur. Tidak usahlah memberikan respons berlebihan, dan belum tentu penguasa itu menunjukkan ketidaksetujuan. Ini, kan, respons orang-orang sekitarnya saja yang tadi saya bilang, cari muka, cari selamat," ujarnya.

Lebih lanjut KAHMI menyatakan, ada batasan-batasan dalam menyampaikan kritik di dalam iklim demokrasi. Kritik kepada pemerintah haruslah objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Jelas ada batasan. Kalau dalam nuansa akademik itu tentu harus objektif, rasional ,dan dapat dipertanggungjawabkan. Tapi kalau sudah mengarah kepada fitnah, berita bohong tentu itu tidak dibenarkan dan itu jauh dari semangat demokratisasi yang kita bangun. Dalam hal ini Saya berpandangan yang dilakukan (BEM UI) ini adalah kreativitas dan bagian dari kebebasan berekspresi. Jadi jangan di-counter berlebihan dan jangan direspons dengan pendekatan kekuasaan," tukasnya. (ihsan/mps/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
01:46
04:06
01:58
01:04
09:13
Viral