Ilustrasi ritual sekte.
Sumber :
  • Freepik/microstocks

Apa Itu Aliran Santhara? Ajaran yang Diduga Dianut Oleh Keluarga yang Tewas di Perumahan Kalideres

Sabtu, 19 November 2022 - 14:34 WIB

Jakarta - Sampai saat ini kasus kematian satu keluarga di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat masih menyimpan misteri.

Setelah sebelumnya satu keluarga yang tewas di Kalideres diduga menganut sekte Apokaliptik, kini muncul isu yang beredar bahwa keluarga itu menganut ajaran lainnya yakni aliran Santhara.

Lalu apa sebenarnya Aliran Santhara?

Ajaran atau aliran Santhara secara sederhana diketahui adalah aliran yang mengajarkan puasa hingga meninggal dunia.

Dikutip dari VIVA, Santhara sendiri merupakan sebuah aliran atau kepercayaan religius tertua masyarakat India yang berusia sekitar 300 tahun.

Dalam ajaran ini, para pengikutnya akan menjalankan ritual fasting to dead atau bersumpah berhenti makan dan minum atau puasa sampai meninggal dunia.

Santhara juga dikenal sebagai Sallekhana, Samadhi-marana dan Sanyasana-marana. Diyakini bahwa ini adalah jenis kematian yang paling damai, tenang dan diinginkan. Menurut kitab suci Jain, praktik Santhara hanya dapat dilakukan oleh individu dalam keadaan tertentu.

Pertama setelah mencapai usia tua atau menderita penyakit yang mana kematian tampak sudah dekat.

Kedua jika terdapat kesulitan pada fungsi tubuh untuk bekerja secara normal. Syarat selanjutnya jika mereka telah memenuhi semua tanggung jawabnya terhadap keluarganya. Kemudian, apabila seseorang itu berniat ingin menghilangkan karma buruknya yang telah dia lakukan selama hidupnya, telah mendapat izin dari keluarga dan terakhir berkeinginan mencapai moksha.

Sejak 2006, Santhara menjadi sorotan. Advokat Nikhil Soni yang juga seorang aktivis mengajukan Litigasi Kepentingan Umum (PIL) di Pengadilan Tinggi Rajasthan untuk mengklaim Santhara sebagai praktik ilegal dan cara percobaan bunuh diri yang bertentangan dengan hukum negara tersebut.

Menurut pemohon, Santhara melanggar pasal 21 yang mengizinkan hak untuk hidup tetapi tidak untuk hak untuk mati. Praktik Santhara sama dengan upaya bunuh diri yang dapat dihukum berdasarkan pasal 306 dan 309 KUHP India.

Diduga terkait dengan sekte apokaliptik


Polisi olah TKP di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat (VIVA.co.id/Andrew Tito)

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya angkat bicara soal dugaan satu keluarga tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat, mengikuti sekte apokaliptik. Polisi mengaku belum menemukan hal semacam itu dalam penyelidikan yang dilakukan.

"Belum bisa disampaikan, baru bisa disampaikan bahwa kami tidak menemukan adanya penyebab utamanya karena mati kelaparan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan kepada wartawan, Rabu 16 November 2022. 

Zulpan tidak merinci soal temuan buku ajaran beberapa agama di sana. Apakah ada kaitannya dengan sekte apokaliptik atau tidak. Temuan-temuan penyidik di lapangan masih terus didalami. Hal itu tidak lain guna membantu mengungkap penyebab kematian mereka. 

"Temuan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) oleh penyidik nanti dengan bukti-bukti yang ditemukan kan ada tulisan dan sebagainya, petunjuk dalam hal ini nanti, kami akan gelar untuk menentukan penyebabnya itu apa," katanya.

Untuk diketahui, polisi mengamankan sejumlah barang bukti baru terkait kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy mengatakan barang bukti yang disita ialah sejumlah buku.

Ia menegaskan, buku yang disita tidak berkaitan dengan ajaran kepercayaan tertentu. 

"Buku-buku ada (diamankan), tapi tidak ada sekte-sekte. Bukan sekte, hanya buku biasa, kami masih pelajari," ujar Avrilendy saat dihubungi wartawan, Senin, 14 November 2022. 

Terkait penyitaan buku-buku dari kediaman satu keluarga yang tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat tersebut, yang disita adalah buku dari sejumlah ajaran agama.

"Betul sekali, berdasarkan informasi yang kami terima, bahwa di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ditemukan beberapa buku yang berisi ajaran dari beberapa agama," ujar Ketua harian Komisi Kepolisian Nasional, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Benny Mamoto, kepada wartawan, Selasa, 15 November 2022.

Meski begitu, dia belum berkata banyak. Benny mengatakan temuan buku-buku itu sekarang sedang didalami oleh penyidik dalam kasus tersebut.  Dia mengatakan pendalaman dilakukan oleh penyidik guna menguak motif daripada kematian korban.   

"Barang bukti tersebut sedang didalami oleh penyidik," katanya. (Mzn)
 

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:52
01:42
10:01
02:16
01:09
01:25
Viral