Timnas U-16 sukacita rayakan sukses menjadi juara Piala AFF 2022..
Sumber :
  • antara

Ulasan Sepakbola: "Proficiat, Timnas U-16!"

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 22:52 WIB

Oleh: Reva Deddy Utama*

Orang boleh-boleh saja mengkritik, mengecam, mencaci hingga menghina pengurus PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dengan stigma: tidak becus, tidak kompeten, plus tidak profesional.

Faktanya, hanya sepakbola yang kompetisinya tidak berhenti, terus berputar setiap tahun. Mulai kompetisi tingkat senior dan junior hingga remaja dan anak-anak, bukan cuma putra, juga kompetisi sepakbola putri terus berjalan.

Saat cabang olahraga lain terseok-seok di sektor pemassalan, pada sepakbola tak ada kendala, malah tumbuh sendiri. Di mana-mana, di kota maupun di desa, menjamur SSB (sekolah sepakbola), wadah anak-anak belajar bersepakbola.

Saat cabang olahraga lain tak bisa atau ngos-ngosan menjalankan pelatnas untuk timnas, lantaran cekaknya uang, sepakbola enteng-enteng saja. Tak ada masalah, semua bisa berjalan. Bahkan pengurus sepakbola mampu mengontrak pelatih asing.

Lihatlah, semua pelatnas timnas sepakbola – untuk semua level – berlangsung tanpa rintangan, termasuk timnas putri. Hebatnya lagi, beberapa pelatnas timnas sepakbola berlangsung di luar negeri, dengan waktu berbulan-bulan.

Partisipasi timnas sepakbola putra dan putri juga terjaga di berbagai event. Semua level, dan semua kategori, di berbagai kejuaraan resmi dan turnamen, pasti ada timnas Indonesia, termasuk di kejuaraan sepakbola disabilitas dan Para Games.

Disaksikan Jutaan Penonton

Magnet sepakbola memang luar biasa. Cabang yang dulu popular, seperti bulutangkis, jauh tertinggal. Buktinya di depan mata, pada timnas sepakbola di bawah usia 16 tahun, yang pada Jumat (12/08/2022) sukses menjuarai turnamen U-16 AFF, mengalahkan Vietnam 1-0 di final yang mendebarkan dan heroik.

Hanya terjadi di Indonesia, pertandingan Timnas U-16-nya disaksikan puluhan ribu penonton di stadion, dan jutaan orang lain melalui layar kaca televisi. Hanya di Indonesia, pertandingan Timnas U-16-nya ditayangkan televisi nasional di slot prime time.

Seorang teman saya sampai berteriak histeris, hanya sekadar mengabarkan Timnas U-16 juara, mengalahkan Vietnam 1-0. Saya mesti mengingatkan ia, "Tenang... tenang, bro... kalem dikit... ntar kena stroke, bro..." Baru dia tersadar, tapi nada suara tetap bersemangat.

Seiring dengan itu, berbagai konten digital Timnas U-16 viral di semua platform sosial media. Isinya puja-puji. Dan memang Timnas U-16 pantas mendapatkan sanjungan. Pasukan Merah-Putih meraih gelar dengan mengalahkan semua lawan di Piala AFF U-16.

Juga ada sebuah konten video pelatih Timnas U-16, Bima Sakti, menceritakan kiatnya melatih, yakni mengutamakan ahlak dari ilmu. Lalu kiat memupuk kebersamaan dengan sholat berjamaah, marak beredar merebak.

Konten itu bukan baru, sudah ada sebelumnya. Dibuat sebelum pasukannya juara. Tidak jadi pembicaraan, tidak viral. Tapi begitu Timnas U-16 juara, dan konten itu jadi meledak. Puja-puji pun membanjir untuk Bima, yang juga digelari Ustadz.

Bahkan beredar usul agar Bima menggantikan pelatih timnas senior asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Lalu digorenglah isyu local pride. Maksudnya, Timnas U-16 juara tanpa pelatih asing dan pemain naturalisasi. Suasana jadi panas. Lalu keluar hastag: Sepakbola kita, kalah ribut, menang ribut.

Yang jelas, dengan Timnas U-16 juara AFF, semakin mempertegas bahwa di tingkatan anak-anak hingga junior, sepakbola kita masih bisa bersiang dengan Thailand maupun Vietnam. Tapi di tingkat senior, sepakbola kita ketinggalan.

Alasannya sederhana, tentu karena pembinaan yang lemah. Akibat tak ada sistem dan metode. Minim prasarana dan sarana. Lemahnya dukungan pemerintah dan dunia usaha, lalu tak ada orang-orang ahli, yang serius dan fokus membangun sepakbola.

Bisa jadi, itu mungkin yang dimaksud oleh legenda sepakbola dunia, Johan Cruyff, "Sepakbola itu sederhana, tapi yang sulit membuat sepakbola jadi sederhana."

Kembali ke laptop: Proficiat, Timnas U-16, selamat! Sukses menyertai langkah kalian selanjutnya!

*Penulis: Reva Deddy Utama (pemerhati sepakbola dan pekerja televisi)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:04
01:52
00:44
03:48
01:02
01:32
Viral