Friksi Kelompok Pragmatis dan garis keras Taliban Makin Menguat.
Sumber :
  • associated press

Friksi Kelompok Pragmatis dan garis keras Taliban Makin Menguat

Kamis, 16 September 2021 - 21:34 WIB

Baradar terlihat absen dari fungsi-fungsi utama. Contohnya, ia tidak berada di istana presiden awal pekan ini untuk menerima kunjungan wakil perdana menteri Qatar, Sheikh Mohammad bin Abdur Rahman Al-Thani, yang juga merupakan menteri luar negeri dan melakukan kunjungan luar negeri tingkat tinggi sejak Taliban berkuasa. Ketidakhadiran Baradar menjadi perhatian besar karena Qatar telah menampungnya selama beberapa tahun sebagai pemimpin bidang politik Taliban di ibu kota Qatar, Doha.

Namun dalam wawancara yang disiarkan hari Rabu, Baradar mengatkan ia tidak ikut dalam pertemuan tersebut karena ia tidak tahu ada kunjungan menlu Qatar ke Kabul. "Saya sudah pergi saat itu dan tidak bisa kembali," kata Baradar.

Sejumlah pejabat dan warga Afghanistan yang memahami dan melakukan kontak dengan Baradar memberi tahu The Associated Press sebelumnya bahwa ia berada di ibu kota provinsi sebelah barat daya, Kandahar, untuk sebuah pertemuan dengan pemimpin Taliban, Haibatullah Akhunzada. Figur Taliban lainnya mengatakan Baradar mengunjungi keluarga yang sudah 20 tahun tak ditemuinya akibat perang.

Para analis mengatakan friksi tersebut mungkin tidak akan menjadi ancaman serius bagi Taliban untuk sekarang. "Kita sudah bertahun-tahun melihat bahwa meskipun ada perselisihan, Taliban tetap menjadi suatu lembaga yang padu dan keputusan-keputusan besar tidak mendapatkan penentangan serius," kata Michael Kugelman, wakil direktur program Asia di Wilson Center, Washington.

"Saya pikir perselisihan internal saat ini bisa diatasi," katanya. "Tapi, Taliban akan berada di bawah banyak tekanan saat mencoba mengonsolidasikan kekuatannya, memperoleh legitimasinya, dan menghadapi tantangan-tantangan besar terhadap kebijakannya. Jika upaya-upaya tersebut gagal, suatu organisasi yang tertekan bisa menghadapi konflik internal yang lebih banyak dan lebih serius."

Namun, perpecahan Taliban saat ini akan menjadi lebih sulit diselesaikan tanpa kepemimpinan keras sang pendiri Taliban, mendiang Mullah Omar, yang menuntut kesetiaan tanpa keraguan.(ap/nvr/chm)

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
22:31
02:12
09:21
17:30
00:55
01:19
Viral