Bandung, Jawa Barat – Curacao merupakan bekas negara bagian Belanda di seberang lautan. Tak heran bila pelatih Remko Bicentini membawa 21 pemain yang pernah berkarier di Belanda.

Secara historis, dari masa kelam kolonialisasi, Indonesia dan Curacao memiliki kaitan dengan Belanda. Hingga masa sepakbola modern, ketika FIFA membenarkan tim nasional merekrut pemain keturunan dan melakukan naturalisasi, dua tim nasional pun memanfaatkan sesuatu dari bekas negara penjajah.

Rangkaian pertandingan persahabatan Indonesia dan Curacao dalam rangka FIFA Matchday pun menghadirkan aroma Belanda. Masing-masing tim nasional menampilkan pemain-pemain yang pernah berkiprah di kompetisi sepakbola Negeri Kincir Air.

Indonesia mengedepankan Marc Klok, pemain kelahiran Amsterdam, Belanda. Walau tidak bergabung Ajax, Klok merasakan didikan sepakbola Belanda saat belajar di tim junior Utrecht, atau Jong FC Utrecht sampai ia berusia 20 tahun.

Lepas dari pembibitan di Utrecht, sang gelandang menggelandang ke luar negeri. Marc merantau ke Skotlandia, Bulgaria, Inggris, dan balik lagi ke Skotlandia sampai jejaknya tercium di Indonesia. Klok mulai berkokok bersama tim Ayam Jantan dari Timur, PSM Makassar pada kurun 2017-2019.

Karier pemuda kelahiran 20 April 1993 berlanjut di dua tim besar lain, Persija Jakarta dan kini Persib Bandung. Setelah lima tahun menetap di Tanah-Air, Marc Klok menjalani proses naturalisasi hingga menyandang status Warga Negara Indonesia.

Marc Klok lantas masuk ke tim nasional Indonesia untuk SEA Games 2021 sebagai satu dari tiga pemain yang telah melewati batas usia 23 tahun. Gelandang bertinggi 177 cm turun menyumbang medali perunggu dari Vietnam.

Klok juga menerima panggilan di tim nasional senior. Bahkan pada penampilan debutnya, sejak babak kedua laga dengan Bangladesh yang berakhir 0-0, ia telah menerima kehormatan ekstra, menjadi kapten Timnas! Tak ada pemain lain menikmati keistimewaan seperti pria berdarah asli Belanda!

Hingga sebelum melawan Curacao, Marc tetap menjabat wakil kapten, ia menyandang pangkat sesudah Fachruddin Aryanto. Caps atau jumlah pertandingannya pun belum melewati angka lima laga!

21 Pemain Produk Belanda

Berbeda dengan Timnas Indonesia, Curacao justru mengangkut rombongan yang hampir seluruh awak pernah main atau bahkan lahir dan besar di Belanda. Dari 23 nama, hanya dua orang yang tidak merasakan karier di Negeri Bawah Laut.

Kiper muda Shedrion Mathilda belum pernah main untuk tim nasional senior. Penjaga gawang berumur 17 tahun bermain di klub lokal Curacao, Sport Unie Brion Trappers.

Striker Bryan Anastatia sudah berusia 30 tahun tapi ia baru tiga kali main dan belum membuat gol untuk Curacao. Meski tidak main di Belanda ia memperkuat klub bernama CRKSV Jong Holland.

Selain Bryan Anastatia dan Shedrion Mathilda, sebanyak 21 pemain lain pernah berkiprah di Belanda. Bahkan pelatih pelatih Remko Bicentini bisa membentuk satu kesebelasan dengan total 11 orang yang masih berkarier di berbagai klub dan divisi sepakbola Negeri Keju.

Sepuluh nama lain sudah bertebaran ke beberapa negara, yang menyebar di Eropa, Amerika, sampai Australia dan Asia. Mantan pemain tim nasional Belanda junior, Roly Bonevacia, kini main di Liga Kuwait dan Darryl Lachman, yang lahir di Amsterdam, sekarang bekerja di Liga Australia.

Dua abang-adik dari keluarga Bacuna asal Groningen, Belanda, kini menempuh nasib di Britania Raya. Anak yang lebih tua, Leandro Bacuna, main di Cardiff City, dan adiknya, Juninho Bacuna, bergabung Birmingham City, yang sekarang berada di divisi bawah Liga Inggris.

Dengan komposisi pemain dari binaan sepakbola Belanda, Curacao menjanjikan sesuatu berbeda dalam dua laga dengan Indonesia. Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan, mengingatkan para pemain agar bermain maksimal.

"Pemain harus fokus dan kerja keras, Curacao bukan lawan sembarangan. Apalagi hampir semua pemain mereka bermain di kompetisi Eropa. Insya Allah kami yakin mampu memberikan perlawanan dan hasil terbaik," kata Mochamad Iriawan. (raw)