Kejang Pada Anak Belum Tentu Epilepsi, Kenali Gejalanya

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:00 WIB

Jakarta - Kejang merupakan gangguan dari sistem kelistrikan otak yang bersifat spontan. Sedangkan epilepsi adalah kejang berulang tanpa penyebab yang jelas dan bisa disertai dengan penurunan kesadaran.
 
Jenis-jenis kejang pada anak bisa berupa kejang fokal, kejang umum, ataupun juga kejang demam.
 
Kejang fokal terjadi apabila otak yang terserang adalah bagian tertentu saja. Sedangkan pada kejang umum penderita biasanya akan mengalami penurunan kesadaran dan ada gerakan menyentak atau kaku pada seluruh tubuh.
 
Terdapat banyak macam jenis kejang bukan hanya kelojotan atau kaku saja. Bisa berupa bengong dengan tatapan kosong, mulut mata berkedip dengan cepat, atau bisa juga anak sering terjatuh tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
 
Salah satu jenis kejang yang sering terjadi pada anak adalah kejang demam. Kejang demam adalah kejang pada anak yang disertai dengan demam lebih dari 38 derajat Celcius bukan karena kelainan dari otak kejang.
 
Demam biasanya terjadi pada usia anak 6 bulan sampai 5 tahun. Sedangkan kejang tanpa demam bisa dialami oleh anak usia berapapun.
 
Biasanya penyebabnya adalah cedera kepala infeksi otak atau ada gangguan dari pembuluh darah otak. Penyebab lainnya adalah cedera kepala pada anak.
 
Sedangkan kejang tanpa demam dapat terjadi pada usia anak berapapun. Biasanya penyebabnya adalah cedera kepala, gangguan metabolik, gangguan pembuluh darah otak, atau bisa juga karena epilepsi.
 
Faktor resiko kejang pada anak bisa terjadi dari masa persalinan dapat terjadi kekurangan oksigen ataupun cedera di jalan lahir.
 
Saat pertumbuhan dapat terjadi gangguan perkembangan otak yang dapat diakibatkan oleh virus, penyakit bawaan cedera kepala, dan sebagainya.
 
Seseorang yang sedang kejang tidak boleh ditahan dengan paksa gerakan kejangnya karena akan menimbulkan cedera pada otot dan tulangnya.
 
Jadi sebaiknya penderita diamankan dari benda-benda di sekitarnya jangan ada yang bisa membahayakan penderita.
 
Pemberian kopi atau apapun seperti sendok dan sebagainya tidak boleh diberikan pada penderita saat kejang.
 
Memasukkan sesuatu benda ke dalam mulut saat kejang akan beresiko penderita mengalami gangguan jalan nafas.
 
Tidak semua anak yang mengalami kejang pasti akan menderita epilepsi, karena penyebab kejang bermacam-macam.
 
Bisa disebabkan oleh demam, bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa disebabkan oleh cedera kepala dan bisa disebabkan juga oleh karena epilepsi.Namun pada setiap penderita epilepsi pasti mengalami kejang.
 
Kejang yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak. 
 
Pada kejang demam sederhana biasanya kejang berlangsung beberapa detik sampai kurang dari 2 menit.
 
Jika kejang berlangsung dengan durasi yang lama apalagi berulang maka dapat merusak sel-sel otak, sehingga anak akan mengalami kerusakan otak yang permanen.
 
Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa diet ketogenik atau diet dengan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat membantu pasien epilepsi untuk menurunkan frekuensi kejang.
 
Pada diet ini sumber energi utama yang biasanya dari karbohidrat sekarang berasal dari lemak, sehingga akan mengakibatkan proses ketosis dalam tubuh.
 
Proses ketosis akan menghasilkan zat keton yang secara teori dapat menormalkan aktivitas listrik di otak, sehingga dapat mengurangi frekuensi kejang.
 
Namun untuk melakukan diet ketogenik ini anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda.(awy)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:06
01:46
08:21
03:43
06:21
13:18
Viral