Karyawan Dengan Gaji di Bawah Rp5 Juta Dapat Insentif Demi Mendorong Perekonomian yang Terpuruk

Kamis, 6 Agustus 2020 - 15:14 WIB

KABAR KHUSUS - Untuk mendorong perekonomian nasional yang terpuruk cukup dalam pada kuartal kedua lalu, Pemerintah memilih untuk membagikan dana tunai.

Setelah keluarga miskin, para pegawai atau karyawan dengan gaji di bawah Rp5 juta akan diberi tambahan uang sebesar Rp600 ribu.

Pada kuartal kedua lalu, ekonomi Indonesia tercatat anjlok hingga -5,32 persen (Year on Year). Kinerja ekonomi ini bahkan menjadi yang terendah sejak krisis ekonomi tahun 1998 silam.

Untuk mendorong kinerja perekonomian di sisa tahun 2020, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengaku Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis terutama yang dinilai mampu mendorong tingkat konsumsi.

Salah satu program yang disiapkan adalah pemberian tambahan gaji bagi karyawan swasta. Karyawan dengan penghasilan di bawah Rp5 juta akan diberi tambahan setiap bulannya. Untuk itu Pemerintah telah menyiapkan anggaran dari APBN.

"Pemerintah sedang mengkaji untuk menyiapkan pemberian bantuan gaji kepada 13 juta pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5 juta. Ini diperkirakan akan memakan anggaran sebesar Rp31,2 triliun," kata Sri Mulyani

Berbagai langkah ini dilakukan karena sampai dengan bulan Agustus, penyerapan program pemulihan ekonomi masih dirasa perlu untuk ditingkatkan.

Pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian global terkontraksi cukup dalam di tahun 2020 ini. Bank Dunia (World Bank/WB) memprediksi pertumbuhan ekonomi global minus 5,2% selama tahun 2020. Hal ini dikarenakan dampak dari pandemi virus Corona alias COVID-19 yang menyebar secara masif.

Bank Dunia menilai penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut akan menjadi resesi yang paling dalam sejak perang dunia kedua.

Aktivitas ekonomi di negara-negara maju diperkirakan menyusut 7% selama 2020 lantaran permintaan dan penawaran, perdagangan, dan keuangan sangat terganggu. Misalnya ekonomi Amerika Serikat (AS) akan berkontraksi 6,1% di tahun ini. Sementara kawasan Eropa diperkirakan menyusut 9,1%, sedangkan negara maju lainnya seperti Jepang diperkirakan menyusut 6,1%.

Sementara pasar dan ekonomi negara berkembang (EMDE's) diperkirakan berkontraksi 2,5% di tahun 2020. Ini merupakan kontraksi pertama sejak 60 tahun dan terjadi penurunan pendapatan per kapita sekitar 3,6%, sehingga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral