Catat!!! PT KCI: yang Kami Ijinkan Masker Kain 3 Lapis dan Masker Kesehatan | tvOne

Minggu, 20 September 2020 - 17:17 WIB

Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) kini hanya mengizinkan penumpang yang menggunakan masker kain berlapis tiga atau masker kesehatan. Hal itu diterapkan demi mencegah penyebaran virus corona melalui droplet di kereta listrik yang beroperasi di tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Vice President Corporate Communications KCI, Anne Purba kembali menegaskan bahwa calon penumpang yang menggunakan masker scuba atau buff tak diperbolehkan naik kereta commuter line. Dan menurutnya, sejak awal pun PT KCI mengimbau pengguna kereta mengenakan masker yang sesuai dengan protokol kesehatan.

“Sebenarnya memang dari awal disarankannya itu adalah masker kain dengan tiga lapis dan masker kesehatan. Tetapi pada perkembangannya banyak menggunakan buff dan scuba. Setelah kami mendapatkan rekomendasi dari kesehatan, dan tim KCI kan memiliki 30 pos kesehatan yang tersebar di 80 stasiun yang dipimpin oleh dokter juga, ini terus melakukan evaluasi atas kebijakan-kebijakan kami sehingga kami memberlakukan bahwa masker yang diizinkan untuk naik KRL adalah masker kain 3 lapis dan masker kesehatan agar kita bisa mengurangi penyebaran virus melalui droplet di KRL,” kata Anne di program Kabar Petang, Minggu, 20 September 2020.

Kini di kereta listrik yang ber-AC pun ada jendela yang dibuka agar sirkulasi udara lebih baik.

“Kami lengkapi juga dengan kebijakan membuka jendela di ujung-ujung KRL dengan mengharapkan adanya sirkulasi udara yang lebih baik lagi,” ujar Anne lagi.

Kebijakan lain yang tidak berubah di masa PSBB adalah jumlah penumpang dalam satu rangkaian kereta. Yakni 74 orang dalam satu perjalanan.

“Kami tidak berubah ya mulai dari PSBB, kemudian PSBB transisi, kemudian saat ini DKI dengan PSBB total lagi, ini masih 74. Kalau di PSBB transisi pun DKI sebenarnya mengizinkan 50 persen kapasitas angkut, tetapi kami tidak menjalankan 50 persen, masih di bawahnya yaitu 74 orang per kereta sekitar 40-45 persen dari kapasitas yang seharusnya,” imbuh Anne.

Selama masa PSBB total di DKI, jumlah perjalanan KRL dikurangi. Namun Anne memastikan kebijakan itu tidak mengganggu frekuensi di jam sibuk.

“Perubahan jumlah perjalanan yang dari 975 menjadi 933, ini tidak mengurangi frekuensi perjalanan di jam sibuk. Tetapi lebih banyak mengurangi feeder yang kami jalankan dengan jarak kecil dan itu mayoritas adalah KRL-KRL yang memang penumpangnya sangat sepi bahkan ada yang kosong pada saat beroperasi. Jadi tidak perlu khawatir karena kita melihat juga kami melihat penurunan penumpang sebesar 25-28 persen setiap harinya setelah adanya PSBB total lagi di Jakarta, di sana kan membuat aturan hanya 25 persen kegiatan yang diizinkan ini juga memberikan dampak yang signifikan terhadap volume penumpang,” tuturnya.

Selama masa PSBB total, perjalanan kereta listrik dimulai pukul 04.00 WIB hingga 19.00 WIB untuk DKI. Tetapi untuk daerah penyangga ibu kota, sampai pukul 20.00 WIB.

“Betul kita sampai pukul 19, tapi kita di sini kami juga sudah minta izin kepada DKI bahwa KRL itu kan tidak bisa diberangkatkan berbarengan jam 7 semua, jadi mungkin akan ada beberapa KRL di atas jam 7 malam, ini untuk antisipasi pelayanan peredaran sarananya untuk tetap bisa melayani di 400 kilometer lebih di tiga provinsi,” tutupnya.(act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:20
03:25
01:02
04:56
07:36
01:53
Viral