Soal Konflik Timur Tengah, Jerman dan 3 Negara Lain Sepakat Dukung Palestina | tvOne

Jumat, 25 September 2020 - 11:47 WIB

Amman, Yordania – Sejumlah menteri luar negeri melakukan pertemuan di kota Amman, Yordania untuk menegaskan dukungan terhadap penyelesaian konflik di Timur Tengah pada Kamis, 24 September 2020. Menlu Mesir Sameh Shoukry, Menlu Yordania Ayman Safadi, dan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, sepakat mendukung pembentukan negara Palestina di wilayah yang diduduki Israel. Dalam pernyataannya, para menlu menyampaikan pentingnya menciptakan perdamaian berkelanjutan.

“Masalah Israel-Palestina merupakan isu utama di Timur Tengah, terutama Yordania. Saya percaya—sebagai sahabat dari Palestina dan Israel, bahwa kedua negara tidak akan mampu mencapai aspirasi mereka bila mengorbankan satu sama lain. Ini menggarisbawahi pentingnya pertemuan kita di Amman yang diluncurkan di Munich. Normalisasi hubungan Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain juga merupakan dinamika baru yang akan memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas di Timur Tengah,” kata Jean-Yves Le Drian.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Mesir berpendapat kesepakatan antara Israel, UEA, dan Bahrain akan meningkatkan komunikasi perdamaian di Timur Tengah. 

“Kesepakatan antara Israel, UEA, dan Bahrain merupakan perkembangan penting yang bakal meningkatkan komunikasi serta saling dukung, dengan harapan menggapai perdamaian berdasarkan hukum internasional dan elemen-elemen yang disetujui oleh negara-negara Liga Arab.”

Menlu Jerman Heiko Maas, mengikuti pertemuan secara online. Ia batal terbang ke Yordania setelah salah satu ajudannya positif Covid-19.

Sementara pada Selasa (22/9) Raja Yordania Abdullah II mengatakan bahwa solusi dua negara menjadi cara satu-satunya untuk menghentikan konflik antara Palestina dan Israel.

"Konflik Palestina-Israel merupakan konflik satu-satunya yang dimulai dengan pembentukan PBB dan masih diperparah hingga saat ini," kata Abdullah selama sidang virtual Majelis Umum ke-75 PBB.

"Satu-satunya cara menuju perdamaian yang adil dan abadi harus menghasilkan  pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, yang layak huni dan berdasarkan pada batas 4 Juli 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan hidup secara aman serta damai berdampingan dengan Israel," katanya.

Raja Yordania juga menyebutkan bahwa konflik antarkeduanya tidak akan berakhir tanpa mempertahankan Yerusalem sebagai kota perdamaian bagi seluruh umat manusia. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:01
03:57
04:33
03:48
05:06
00:54
Viral