Ketegangan Antara Turki dan Prancis | tvOne

Kamis, 29 Oktober 2020 - 19:17 WIB

Ankara, Turki – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan negara-negara barat yang menyerang Islam, ingin meluncurkan kembali perang salib. Hal tersebut disampaikan Erdogan dalam sidang parlemen. Ia menyatakan telah tumbuh benih-benih kejahatan dan kebencian di negara-negara barat.

“Mereka ingin meluncurkan kembali Perang Salib. Sejak Perang Salib, benih-benih kejahatan

dan kebencian berjatuhan di tanah mereka. Dan saat itulah perdamaian diganggu,” kata Erdogan di hadapan anggota parlemen.

“Inilah tanda-tanda negara-negara Barat kembali menuju masa kebiadaban. Prancis, dan Eropa pada umumnya, tidak layak mendapat kebijakan Macron dan mereka yang berpikiran serupa, yang menyebarkan benih-benih kebencian,” ujarnya lagi.

Pemerintah Turki menegaskan akan mengambil langkah hukum dan diplomatik sebagai respon atas karikatur yang menghina Presiden Turki. Baru-baru ini, tabloid satir Prancis, Charlie Hebdo membuat karikatur yang menggambarkan Erdogan menyingkap baju seorang perempuan berjilbab dan dirilis secara online pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Hal ini meningkatkan ketegangan antara kedua negara setelah perbedaan pendapat tentang pembunuhan guru Prancis setelah korban menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di dalam kelasnya.

Turki melayangkan protes dan telah memulai penyelidikan resmi terkait tabloid tersebut. Sementara Prancis menolak menyerah.

Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriell Attal menegaskan Prancis tidak akan pernah meninggalkan prinsip dan nilai tentang kebebasan mengemukakan pendapat dan kebebasan mempublikasi.

Penegasan sikap itu disampaikan menanggapi protes yang dilayangkan pejabat pemerintah Turki untuk memprotes tabloid satir mingguan Prancis, Charlie Hebdo.

Sebelumnya Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan, negaranya menghormati perbedaan dalam semangat perdamaian. Namun tidak menerima ujaran kebencian dan hanya akan melayani perdebatan yang masuk akal.

Sementara itu Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menyeru dunia untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan, guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Dalam sebuah pernyataan, Moratinos mengatakan dia mengikuti dengan keprihatinan mendalam akan meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad.

“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos.

Dia menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan, yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat.

Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama, katanya.

“Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun," ujar Moratinos. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:32
25:54
04:20
02:33
00:52
02:08
Viral