Diserang Seluruh Dunia, Macron Juga Dapat Kecaman Massa di Yerusalem | tvOne

Jumat, 30 Oktober 2020 - 11:21 WIB

Palestina – Muslim di seluruh dunia mengecam sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron karena membiarkan karikatur Nabi Muhammad beredar luas atas nama kebebasan pendapat. Selain diserang oleh negara-negara mayoritas Islam, Macron juga mendapat kecaman dari massa di Yerusalem, Palestina.

Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi di Yerusalem, diwarnai kemarahan umat muslim terhadap Emmanuel Macron. Mereka membawa poster yang berisikan sanjungan dan rasa hormat kepada Nabi Muhammad.

Sementara di lokasi lain dipajang berbagai poster yang bernada kecaman terhadap Macron.

Demonstran juga menyerukan aksi boikot seluruh produk Prancis. Mereka menyampaikan hal tersebut dalam setiap aksinya.

Sementara itu Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menyeru dunia untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan, guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Dalam sebuah pernyataan, Moratinos mengatakan dia mengikuti dengan keprihatinan mendalam akan meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad.

“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos.

Dia menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan, yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat.

Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama, katanya.

"Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun," ujar Moratinos.

Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai "agama dalam krisis" dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani "separatisme Islam" di Prancis.

Ketegangan semakin meningkat setelah kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah, Samuel Paty, pada 16 Oktober di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.

Penyerangnya, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, kemudian ditembak mati oleh polisi.

Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.

Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis "tidak akan menghentikan kartun kami". Pernyataan itu memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Selain kecaman dari sejumlah negara termasuk Turki, Iran, dan Pakistan, ada seruan untuk memboikot produk, protes, dan serangan Prancis terhadap situs Prancis. (act/ant)

(Lihat juga: TURKI PROTES MENGENAI KARIKATUR YANG MENGHINA ERDOGAN)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:58
05:09
02:18
09:09
06:21
05:05
Viral