Menanggapi Kasus Kerumunan HRS dan Kelemahan Negara, Fahri Hamzah: Bernegara Itu Antisipatif | tvOne

Selasa, 17 November 2020 - 19:11 WIB

Jakarta – Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang berbuntut pada pemecatan sejumlah pejabat Polri serta pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh polisi. Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai, hal tersebut merupakan kelemahan negara. Menurut Fahri bernegara itu seharusnya bersikap antisipatif.

“Jadi persoalan kemarin itu ada dua. Tapi yang paling penting ini bukan soal Covid-nya, yang paling penting ini soal Habib-nya itu yang paling penting. Masalah Habib ini enggak diselesaikan. Karena enggak diselesaikan, semua ekor-ekornya kemudian jadi masalah. Kenapa orang datang ke airport banyak? Karena orang rindu. Orang itu terlalu lama ditahan di luar negeri, dipermainkan nasibnya, enggak jelas, ya kan,” ujar Fahri saat berdialog dengan politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan, dan pakar hukum Margarito Kamis dalam Program Kabar Petang, Selasa, 17 November 2020 yang dipandu oleh Andromeda Mercury dan Seera Safira.

Bagi Fahri, yang terjadi di kediaman HRS di Petamburan, Jakarta Pusat, di Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat merupakan dampak dari belum selesainya masalah pimpinan organisasi massa (ormas) Front Pembela Islam (FPI) itu.

“Kenapa di perkawinan anaknya ramai? Bukan orang pergi mau makan kambing. Itu orang rindu.

Jadi kalau mau menyelesaikan masalah itu jangan seperti ada menteri yang mengatakan ‘alah itu kan kecil massanya enggak usah ditanggepin, biarin ajalah’ gitu kan, habis itu ternyata massanya banyak, dia kaget marah-marah, mecat-mecat orang, itu kan enggak dewasa itu bernegara kaya begitu. Bernegara itu antisipatif, mitigasi,” tambah Fahri.

Politikus asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini juga merasa heran mengapa pemerintah tak memprediksi jumlah orang yang datang menyambut Rizieq.

“Kita punya badan intelijen, kita ini sanggup memprediksi bahkan cuaca dan bencana pun kita sanggup prediksi. Masak orang datang ke airport berapa  banyak kita enggak tahu. Tapi okelah, kalau mau itu diselesaikan, urai apa yang terjadi dengan seorang warga negara Indonesia yang begitu lama jauh di Saudi Arabia, lalu pulang mengantongi SP3 dan perjanjian rahasia dengan badan intelijen. Urai itu dulu. Panggil oleh DPR. Yang diurai itu soal Habibnya dulu, sebab itu akan terus jadi masalah. Sekarang itu kemanapun Habib pergi itu akan didatangi orang,” kata Fahri lagi.

Dia menegaskan, bila masalah inti tidak diselesaikan, hal seperti ini akan berlarut.

“Ini bukan soal Gubernur DKI. Kalau soal kerumunan orang di mana-mana ada kerumunan. Sekarang ini ada 270 titik perkara di seluruh Indonesia, ada kerumunan orang. Problemnya masalah inti tidak diselesaikan. Lalu kita sibuk-sibuk tahan orang, sibuk-sibuk menyelesaikan hilir, di hulu dari persoalannya tidak diselesaikan,” pungkasnya. (act)

(Lihat juga: ANIES DIBERI 33 PERTANYAAN OLEH PENYIDIK, BUNTUT KERUMUNAN DARI HRS)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:26
12:46
04:24
01:47
06:16
02:03
Viral