Adzan Berisi Ajakan Jihad, Jusuf Kalla: Ini Sebuah Kekeliruan yang Harus Diluruskan | tvOne

Rabu, 2 Desember 2020 - 14:53 WIB

Jakarta - Dewan Masjid Indonesia (DMI) merespon fenomena sekelompok orang yang mengundangkan adzan dengan menggunakan kata-kata jihad. Ketua Umum DMI Jusuf Kalla mengatakan mengubah lafaz adzan bertentangaan dengan ajaran nabi Muhammad SAW. Tindakan itu merupakan kekeliruan yang harus diluruskan.

“Video yang mendengarkan hayya alal jihad itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu,” kata Jusuf Kalla saat melakukan rapat virtual bersama pengurus DMI dan pemuda-remaja masjid se-Indonesia dari kantor DMI di Jakarta.

JK menjelaskan bahwa jihad jangan dipahami sebagai konteks negatif untuk melakukan tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama Islam. "Jihad tidak selamanya bermakna negatif karena menuntut ilmu atau berdakwa juga bisa diartikan sebagai jihad. Sehingga kalau mau berjihad, dapat dilakukan dalam menuntut ilmu atau berdakwa,” kata dia.

Sebelumnya, beredar video di media sosial bermuatan muazin yang mengumandangkan azan namun disertai ucapan hayya alal jihad di masjid. Jemaah yang berada di sekitar muazin tersebut kemudian mengikuti ucapan itu sambil mengepalkan tangan.

Jusuf Kalla juga menegaskan bahwa masjid tidak boleh digunakan sebagai tempat untuk menyebarkan ajaran radikal dan mengajak pertikaian antarumat beragama. “Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan,” kata JK.

Kepada seluruh pengurus masjid di daerah, JK juga mengingatkan kembali regulasi dan prinsip DMI bahwa masjid tidak boleh dijadikan tempat kampanye. “Kita harus menjaga masjid, tidak boleh membawa masalah perbedaan pilihan ke masjid,” kata JK.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Manan Abdul Ghani mengatakan seruan jihad sesungguhnya bermakna sebagai melakukan perbuatan dengan bersungguh-sungguh.

Sehingga, seruan jihad harus dilakukan untuk mengajak umat Islam melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi orang banyak.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid, mengatakan seruan jihad dalam kumandang azan itu tidak relevan jika dikaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini.

“Jika seruan itu dimaksudkan memberi pesan berperang, jelas tidak relevan. Jihad dalam negara damai seperti Indonesia tidak bisa diartikan sebagai perang,” kata dia.

Ia juga meminta seluruh pihak, umat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam untuk menahan diri serta melakukan pendekatan persuasif dan lewat dialog dalam menanggapi hal itu. (ito)

(Lihat Juga: Teka teki keberadaan hasil tes swab HRS, siapa yang bertanggungjawab)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:58
06:16
01:54
01:38
00:54
05:03
Viral