Pasca Erupsi Semeru, Material Abu Vulkanik Tenggelamkan Alat Berat Tambang | tvOne

Rabu, 2 Desember 2020 - 17:39 WIB

Lumajang, Jawa Timur – Pascaerupsi Gunung Semeru pada Selasa dini hari 1 Desember 2020 sejumlah alat berat di lokasi penambangan pasir di Sungai Curah Koboakan, Desa Supit Urang, Kecamatan, Pronojiwo, Lumajang, tertimbun material abu vulkanis.

Seorang pemilik tambang bahkan nekat mengevakuasi alat berat miliknya yang tertimbun awan panas dengan menggunakan sebuah eskavator lain, Rabu (2/12). Pemilik tambang itu juga berusaha memindahkan truk pengangkut pasirnya dari balik material vulkanis.

Aktivitas ini cukup berbahaya, karena material vulkanis masih panas. Dan Semeru juga masih berpotensi menggugurkan awan panas susulan.

Untuk mengurangi panas, petugas menyiram lokasi yang digali dengan air. Ini juga dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi.

Sekretaris Kabupaten Lumajang Agus Triyono menjelaskan ada sembilan alat berat di pertambangan pasir tertimbun luncuran material vulkanis Gunung Semeru. Petugas juga berusaha mengevakuasi dua kendaraan yang ikut tertimbun.

Tim SAR (Search and Rescue) gabungan menyisir lokasi timbunan awan panas untuk mencari operator atau sopir alat berat yang dikabarkan hilang saat erupsi.

"Hari ini Basarnas, TRC dan relawan bersama TNI-Polri melakukan penyisiran untuk mencari informasi belum ditemukannya seorang operator alat berat di areal pertambangan pasir itu," tambah Aguss.
Menurutnya tim gabungan melakukan penyisiran untuk menemukan tanda-tanda keberadaan operator alat berat yang dikabarkan hilang saat terjadinya guguran lahar panas yang menerjang jalur pertambangan pasir.

"Saya mengimbau pemilik tambang dan pekerjanya untuk bersabar agar tidak melakukan aktivitas di kawasan jalur pertambangan yang dilalui lahar panas Gunung Semeru karena dapat berbahaya bagi keselamatan," tuturnya.

Sementara Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Jatim Wawan Hadi Siswoyo mengatakan informasi dari warga awalnya ada tiga petugas operator yang menjalankan alat berat saat terjadinya erupsi Gunung Semeru.

"Sebenarnya warga sudah memperingatkan kepada tiga operator itu, namun mereka mengabaikan. Saat terjadi luncuran awan panas hingga mengarah ke Curah Kobokan, dua operator berhasil ditemukan warga dalam keadaan selamat," tuturnya.

Ia menjelaskan pihak BPBD Lumajang belum bisa memastikan apakah satu operator alat berat tersebut tertimbun lahar panas Semeru atau tidak, namun pihaknya membuat laporan berdasarkan informasi kedua operator yang selamat bahwa satu operator dinyatakan hilang.

"Tim gabungan Basarnas terus melakukan penyisiran dan kami juga meminta aparat kepolisian untuk menelusuri apakah operator tersebut benar-benar hilang atau berada di tempat lain saat erupsi Semeru," katanya.

Gunung Semeru erupsi meluncurkan guguran awan panas pada Selasa pukul 01.23 WIB dan sebanyak 550 warga yang terdampak di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang sempat mengungsi di sejumlah lokasi yang aman.

Evaluasi dilakukan tim tanggap darurat erupsi Semeru di Pos Sawur, Lumajang, Jawa Timur, menyusul tingginya aktivitas guguran gunung berketinggian 3.676 meteri ini.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga selalu waspada dengan kemungkinan terjadinya guguran awan panas yang lebih besar.

Pada Selasa, jarak luncuran guguran awan panas tercatat mencapai hingga 11 kilometer ke arah Lumajang.

PVMBG juga meminta warga di sepanjang daerah aliran sungai aliran lahar untuk meningkatkan kewaspadaan seiring tingginya curah hujan di puncang Semeru. (act/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:40
02:12
02:15
01:24
01:49
01:41
Viral