Keracunan Massal di Buton, Lebih dari 300 Orang Dirawat | tvOne

Kamis, 3 Desember 2020 - 12:56 WIB

Buton, Sulawesi Tenggara - Lebih dari 300 warga di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, diduga kuat mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan.

 

Keracunan massal terjadi di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara . Satu orang anak kecil diketahui meninggal dunia yang diduga mengalami keracunan yang telah dikonsumsi. Sementara itu, jumlah pasien keracunan yang terdata hingga saat ini ada 311 orang.

 

Mereka dirawat di 4 lokasi berbeda yakni di rumah sakit umum, puskesmas Molona, puskesmas Siontapina dan puskesmas Banabungi. Rata-rata sejumlah pasien keracunan massal mengeluhkan pusing, mual dan diare. Gejala-gejala tersebut kebanyakan dialami setelah menyantap hidangan di sebuah pesta pernikahan yang terjadi di Desa Galanti, Kabupaten Buton. Karena itulah, mereka diduga kuat mengalami keracunan massal.

 

Satu anak balita perempuan berusia 3 tahun diantaranya meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit umum daera setempat. Perihal tersebut, Bupati Buton menyampaikan keterangannya.

 

“Sebagian sudah kembali dan sebagian besar masih dirawat intensif di rumah sakit dan puskesmas”. jelas La Bakry, Bupati Buton. “Yang meninggal satu orang, balita berumur 3 tahun”, tambahnya. Hingga kini, polisi telah melakukan identifikasi dan mengirimkan sampel makanan ke Balai BPOM Kendari untuk diperiksa lebih lanjut. 

 

Direktur RSUD Kabupaten Buton, dr. Ramli Code mengungkapkan bahwa sampai tadi malam, jumlah total pasien yang diduga mengalami keracunan makanan, baik yang di rumah sakit maupun puskesmas sudah ada 337 orang. 

 

Diketahui jika keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Buton ini banyak dialami oleh anak kecil. “Lebih banyak anak umur 15 tahun kebawah bahkan ada bayi dan anak-anak”, kata dr. Ramli Code.

 

Perihal penyebab dari keracunan massal tersebut, Direktur RSUD Kabupaten Buton mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya menduga keracunan berasal dari makanan yang mereka konsumsi di pesta pernikahan. “Cuma sampai hari ini masih menunggu hasil dari penyebabnya”, jelasnya.

 

Terkait dengan penanganan pasien keracunan massal, dr. Ramli Code mengungkapkan langkah-langkah yang biasanya dilakukan. “Pertama dari kasus seperti ini protapnya adalah mengembalikan cairan yang hilang, sehingga dehidrasi berat bisa ditangani”, ujarnya. Dari hasil pemeriksaan, bayi perempuan berusia 3 bulan yang mengalami keracunan makanan tersebut meninggal dunia karena dehidrasi berat.

 

Lebih lanjut, Ia menjelaskan jika disebabkan oleh dehidrasi berat itulah yang menyebabkan bayi perempuan berusia 3 bulan yang mengalami keracunan makanan meninggal dunia. 

 

Meski pihak rumah sakit mengakui bahwa kapasitas yang tersedia tidak mencukupi untuk mengatasi seluruh korban keracunan massal, namun pemerintah Kabupaten Buton membantu pihak rumah sakit dengan memberikan tenda-tenda. (adh)

 

Lihat juga: Jumlah Korban Keracunan Makanan di Tasikmalaya Mencapai 197 Orang

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:57
02:32
01:28
04:58
01:44
02:05
Viral